
Tentu kita semua telah mengetahui kisah perihal dakwah Rasulullah yang selalu menerima kontradiksi dari kaum Yahudi. Hal itu dikarenakan pada masa itu kaum Yahudilah yang berkuasa disana, sehingga mereka merasa tidak terima jikalau ada fatwa gres yang masuk ke wilayah mereka. Pada masa itu yaitu fatwa Islam yang di bawa oleh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Lalu mengapa hingga pada masa perdamaian dunia ini Yahudi masih juga memusuhi umat muslim?. Dalam kepercayaan Yahudi dikenal sebuah istilah atau bisa dikatakan sebuah semboyan yang menjadi landasan mereka melaksanakan penjajahan menyerupai kini ini, semboyan itu yaitu "Devide Et Impera". Devide et Impera yaitu sebuah strategi politik, ekonomi maupun militer yang bertujuan memecah belah suatu kelompok besar supaya terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil yang gampang untuk ditaklukan.
Kaum Yahudi selalu membuatkan fitnah dan rasa kebencian. Dahulu pada masa zaman Rasulullah, orang Yahudi juga selalu membuatkan fitnah diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang pada masa itu menjadi pendukung dakwah Rasulullah, selain itu mereka juga sering mengajukan pernyataan-pernyataan yang bisa menggoyahkan kepercayaan kaum muslim.
Sebagai pola yaitu dikala kejadian berpindahnya kiblat umat muslim dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian kembali lagi ke Masjidil Haram. Disini kaum Yahudi menyampaikan kalau fatwa Islam itu tidak stabil lantaran tidak ada ketentuan perihal arah sembayang, padahal yang dikatakan Yahudi itu terperinci hanya sebuah fitnah belaka, dengan tujuan untuk menggoyahkan iman.
Sebenarnya pada masa kemudian kaum Yahudi dan umat muslim sudah pernah berdamai sehabis berakhirnya perang badar. Tapi Yahudi sendirilah yang melanggar perjanjian hening itu dengan menarik hati perempuan muslim dikala berbelanja di sebuah pasar, yaitu pasar Bani Qainuqa. Hal ini jalas memancing kemarahan umat muslim lainnya, sehingga terjadilah sebuah pertikaian yang mengakibatkan terbunuhnya orang Yahudi tadi. Lalu lantaran merasa tidak terima, kaum Yahudi pun membalas dengan membunuh kelompok-kelompok kaum Muslim. Disinilah awal mula permusuhan antara Yahudi dan Muslim hingga kini ini.
Karena hal-hal itulah Allah SWT. menurunkan ayat yang artinya :
"Sesungguhnya kau dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrikin" (QS. AL-MAIDAH : 82)
Setelah kejadian itu, Nabi memperoleh kesempatan untuk mengepung Bani Qainuqa selama lima belas malam yang memaksa orang-orang Yahudi mengalah dan keluar dari kota Madinah.
Namun nampaknya permusuhan Yahudi tidak hingga disitu saja, dengan banyak sekali cara mereka terus merongrong kaum muslim dengan banyak sekali cara. Tidak jarang keributan antara muslimin dan Yahudi hanya lantaran kecil. Puncaknya permusuhan Yahudi ini berakhir pada peperangan yang terjadi beberapa kali dengan kaum muslimin. Di antaranya yaitu perang Uhud dan perang Khaibar, yang menewaskan pemimpin Bani Quraidzah yang menjadi panutan Yahudi yaitu Huyay bin Akhtab.
Namun nampaknya permusuhan Yahudi tidak hingga disitu saja, dengan banyak sekali cara mereka terus merongrong kaum muslim dengan banyak sekali cara. Tidak jarang keributan antara muslimin dan Yahudi hanya lantaran kecil. Puncaknya permusuhan Yahudi ini berakhir pada peperangan yang terjadi beberapa kali dengan kaum muslimin. Di antaranya yaitu perang Uhud dan perang Khaibar, yang menewaskan pemimpin Bani Quraidzah yang menjadi panutan Yahudi yaitu Huyay bin Akhtab.
Seperti yang diceritakan diatas, bahwa semenjak Madinah dikuasai oleh umat Islam, Yahudi tidak lagi berani menampakan permusuhan secara terang-terangan dan berulah yang sanggup menjadikan kemarahan kaum muslim. Pada kesannya mereka menjadi kelompok luar Islam yang bernaung dan meminta santunan kaum muslimin. Pada penampilan luar, mereka menonjolkan kuluguan untuk menarik iba dan simpati warga Madin
Namun nampaknya permusuhan Yahudi tidak hingga disitu saja, dengan banyak sekali cara mereka terus merongrong kaum muslim dengan banyak sekali cara. Tidak jarang keributan antara muslimin dan Yahudi hanya lantaran kecil. Puncaknya permusuhan Yahudi ini berakhir pada peperangan yang terjadi beberapa kali dengan kaum muslimin. Di antaranya yaitu perang Uhud dan perang Khaibar, yang menewaskan pemimpin Bani Quraidzah yang menjadi panutan Yahudi yaitu Huyay bin Akhtab.
Seperti yang diceritakan diatas, bahwa semenjak Madinah dikuasai oleh umat Islam, Yahudi tidak lagi berani menampakan permusuhan secara terang-terangan dan berulah yang sanggup menjadikan kemarahan kaum muslim. Pada kesannya mereka menjadi kelompok luar Islam yang bernaung dan meminta santunan kaum muslimin. Pada penampilan luar, mereka menonjolkan kuluguan untuk menarik iba dan simpati warga Madinah, namun dendam mereka bergotong-royong tetap menyala di setiap dikala di hati mereka.
Demikianlah uraian singkat aku mengenai awal permusuhan antara Yahudi dan kaum Muslim. "PRAY FOR GAZA"
Seperti yang diceritakan diatas, bahwa semenjak Madinah dikuasai oleh umat Islam, Yahudi tidak lagi berani menampakan permusuhan secara terang-terangan dan berulah yang sanggup menjadikan kemarahan kaum muslim. Pada kesannya mereka menjadi kelompok luar Islam yang bernaung dan meminta santunan kaum muslimin. Pada penampilan luar, mereka menonjolkan kuluguan untuk menarik iba dan simpati warga Madinah, namun dendam mereka bergotong-royong tetap menyala di setiap dikala di hati mereka.
Demikianlah uraian singkat aku mengenai awal permusuhan antara Yahudi dan kaum Muslim. "PRAY FOR GAZA"