Ghost Writer

Ghostwriter dapat menjadi sebuah profesi yang menyembunyikan identitas. Profesi ini menjadi sebuah pilihan, ketika semakin banyak orang yang menjadi figur publik, namun tak mempunyai kesenangan dalam menulis. Menjadi penulis hantu (saya lebih bahagia menyebutnya demikian dibanding penulis untuk orang lain), pun dituntut untuk memperdalam pengetahuan yang dimiliki, sampai untuk memahami abjad orang lain yang meminta menulis. Namun ini tak terlalu penting, alasannya yakni usul terhadap penulis hantu masih belum sebanding dengan usul untuk menuliskan skenario film hantu.
Proses pendalaman bahan yang harus diadaptasi dengan impian klien,
dilakukan dengan merubah posisi pandangan. Bukan lagi sebagai pihak yang di seberang ataupun di sisi berbeda, namun masuk ke dalam sisi yang ingin dituliskan. Pasti ada perbedaan abjad tulisan. Pun ketika sudah mencoba untuk mengenali abjad goresan pena klien. Pasti akan ada perbedaan cara memakai pisau bedah. Pun ketika telah berupaya berlatih bersama.
Tanpa pernah disadari, satu persatu akan berdatangan. Di ketika telah semakin meyakini bahwa menulis sebagai sebuah jalan hidup. Walau tak pernah satupun buku yang tercetak. Juga belum ada torehan prestasi di dalamnya. Dari sebuah pertemanan, dari jalinan jejaring, pertukaran kepentingan ini terus berjalan. Hanya saja, belum ada kata setuju untuk kepingemas dan torehan tinta berair di atas kertas bermaterai.
Ini profesi hantu, yang juga memainkan peran. Namun tak terlalu jenaka dibandingkan dengan para hantu di film televisi maupun layar lebar. Juga tak semenarik hantu-hantu yang selalu masuk infotemen. Profesi hantu ini sebuah jalan, untuk tetap berada pada keyakinan pada pilihan jalan. Tak sekedar menulis, namun menuliskan. Bukan hanya untuk mengkontribusi, juga mengisikan kekosongan jalan pikiran.
Menjadi penulis hantu, apakah ini sebuah profesi yang dapat dituliskan pada kartu identitas ?

Sumber : http://timpakul.web.id/ghostwriter.html