PENDAHULUAN
Plankton merupakan suatu sifat hidup dari organisme yang ukurannya relatif kecil, tidak mempunyai daya gerak (bila ada sangat lemah), melayang-layang di dalam air dan tidak bisa menentang arus. Plankton di perairan sanggup dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Phytoplankton : berasal dari kelompok tumbuhan berklorofil yang sanggup berfotosintesis, didominasi oleh kelompok algae dan sebagian kecil kelompok jamur dan bakteri. Phytoplankton mempunyai fungsi sebagai pemasok oksigen utama bagi organisme akuatik, sumber masakan zooplankton, penyerap gas-gas beracun menyerupai NH3 dan H2S, serta sebagai indikator tingkat kesuburan perairan.
2. Zooplankton : berasal dari kelompok binatang yang didominasi oleh kelompok Crustacea, Rotifera dan Protozoa. Zooplankton mempunyai fungsi sebagai pakan alami organisme akuatik (misal udang), melalui proses rantai masakan sanggup mengendalikan pertumbuhan phytoplankton.
Karakteristik yang khas dari phytoplankton ialah mempunyai pigmen-pigmen fotosintesis yang menyebabkan timbulnya kenampakan warna yang berbeda dari setiap jenisnya. Adanya perbedaan dalam zat warna/pigmen fotosintesis ini dijadikan sebagai dasar dari pembagian terstruktur mengenai phytoplankton.
Berkut ialah pembagian terstruktur mengenai phytoplankton berdasarkan Philips Sze (1993).
Divisi | Pigmen (zat warna) |
Chlorophyta (Green Algae) | klorofil-a dan klorofil-b |
Cyanophyta (Blue Green Algae) | klorofil-a, phycocianobilin, phycoerythrobilin |
Chrysophyta/ Bacillariophyta | Klorofil-a, C1 dan C2, fucoxanthin, |
Pyrrophyta/Dinoflagellata | Klorofil-a, C2 dan peridinin |
Cryptophyta | klorofil-a, C2, phycocianobilin atau phycoerythrobilin |
Euglenophyta | klorofil-a dan klorofil-b |
Rhodophyta (Red Alge) | klorofil-a, phycoerythrobilin |
Kebanyakan kelompok zooplankton yang sering dijumpai ialah bersifat holoplankton yang berasal dari phylum atau kelas invertebrate yang hidup di perairan. Terdapat 11 jenis phylum zooplankton yang ada diperairan diantaranya ialah Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Nemertea, Aschelminthes, Mollusca, Annelida, Arthropoda, Chaetognatha, Echinodermata, Chordata (Omori, et al, 1984). Diperkirakan mayoritas dari 11 jenis phylum atau kelas invertebrate tersebut berupa zooplankton yang bersifat holoplankton yang banyak didominasi dari golongan Protozoa, Rotifera, dan Crustacea, serta beberapa dari jenis Polychaeta dan Molusca. Karakteristik yang khas dari zooplankton ialah mempunyai alat gerak walaupun pergerakannya dipengaruhi arus menyerupai flagell, cilia, pseudopodia hingga kaki yang sebenarnya.
Lingkungan perairan di sekitar tambak budidaya mempunyai peranan penting dalam proses budidaya. Lingkungan disamping mempengaruhi budidaya juga dipengaruhi oleh limbah budidaya. Lingkungan perairan di sekitar tambak mencakup inlet dan outlet. Inlet berfungsi sebagai sumber air yang dipakai dalam budidaya, sementara outlet berfungsi sebagai daerah untuk membuang limbah sisa budidaya.
Keberadaan plankton di inlet akan berfungsi sebagai sumber bibit plankton yang akan dimasukkan ke dalam tambak. Sehingga diharapkan plankton yang tumbuh di inlet ialah plankton – plankton yang mendukung dalam budidaya yaitu Chlorophyta dan Diatomae (Chrisophyta). Sedangkan yang tidak diharapkan tumbuh ialah Cyanophyta dan Dinoflagellata.
Keberadaan plankton di outlet akan dipengaruhi oleh jenis – jenis plankton yang tumbuh di tambak budidaya. Secara umum plankton di outlet akan lebih tinggi densitas dan lebih banyak ragamnya dibandingkan di inlet, dikarenakan banyaknya materi organic yang masuk ke outlet. Dengan adanya pengenceran dari air sungai diharapkan plankton yang masuk ke perairan sekitar sudah tidak terlalu padat lagi.
Plankton di Main Inlet
Tabel 1. Komposisi dan densitas plankton di Main inlet tahun 2011
Selama tahun 2011 perairan main inlet didominansi oleh Chlorophyta untuk phytoplanktonnya, sedangkan untuk zooplankton didomonansi oleh Crustacea. Densitas phytoplankton tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011, terendah pada bulan Juni 2011. Densitas zooplankton tertinggi terjadi pada bulan Maret 2011 dan terendah pada bulan Oktober 2011. Rata – rata densitas phytoplankton pada kisaran 105 unit/ml, sedangkan untuk zooplankton pada kisaran 102 unit/liter. Dominansi Chlorophyta dan Crustacea menawarkan bahwa perairan main inlet berada dalam kondisi baik.
Dari table 2 sanggup dilihat bahwa juga ada potensi dari kelompok phytoplankton yang tidak diharapkan yaitu Cyanophyta dan Dinoflagellata yang densitasnya sudah berada pada kisaran 103 unit/ml. Dengan demikian diharapkan perlakuan khusus sebelum air dimasukkan ke tambak, dengan aplikasi materi – materi tertentu (misal : pondfos dan chlorine).
Tabel 2. Harmful plankton di Main Inlet 2011
Plankton di Tambak
Tabel 3. Dominansi dan densitas plankton di tambak 2011
Selama tahun 2011 rata – rata tambak didominansi oleh Chlorophyta pada kisaran 76 – 95 %, dominansi Chlorophyta tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011. Selain itu dominansi Cyanophyta pada tahun 2011 secara rata – rata sudah berada di luar standard budidaya udang, yaitu rata – rata 13% (standard budidaya < 10%). Dominansi dari Diatomae (Bacillariophyta) juga ditemukan pada beberapa tambak. Sedangkan untuk dominansi Dinoflagellata hanya ditemukan pada bulan Agustus dan November saja.
Tabel 4. Harmful plankton di tambak budidaya
Plankton di Hulu Sungai
Tabel 5. Dominansi dan densitas Plankton di Hulu Sungai 2011
Kondisi planktonologis di perairan hulu sungai menawarkan dominansi dari kelompok Chlorophyta dengan densitas antara 3.000 – 700.000 unit/ml. Densitas plankton terendah terjadi pada bulan Oktober 2011, hal ini kemungkinan terjadi lantaran hujan sebelum sampling sehingga terjadi pengenceran.
Plankton di Outlet
Tabel 6. Dominansi dan densitas plankton di outlet 2011
Chlorophyta mendominansi di setiap bulan selama tahun 2011, dengan rata – rata densitas 210.000 unit/ml. Densitas tertinggi terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Juni.
Plankton di Muara
Tabel 7. Dominansi dan densitas plankton di Muara 2011
Kondisi planktonologis di muara selama tahun 2011 didominansi oleh Chlorophyta, dengan rata – rata densitas 220.000 unit/ml.
KESIMPULAN
- Perairan main inlet, tambak, hulu sungai, outlet dan muara didominansi oleh Chlorophyta
- Cyanophyta dan Dinoflagellata di main inlet sudah berada di luar standard lantaran sudah > 103 unit/ml
- Kondisi plankton di tambak sudah berada di luar standard lantaran dominansi Cyanophyta mencapai rata – rata 13% dari total tambak yang budidaya
- Kondisi plankton di hulu dan muara sungai relative stabil meskipun ada air buangan di beberapa titik outlet, hal ini kemungkinan disebabkan material organic sisa budidaya sudah mengendap sepanjang susukan outlet sebelum masuk ke sungai sehingga tidak terjadi pengkayaan nutrient di sungai
- Budidaya udang di tambak tidak kuat terhadap kondisi planktonologis di sungai yang berfungsi sebagai muara dari outlet budidaya