Kali ini saya akan membagikan teladan teks hikayat abunawas beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya yang merupakan salah satu bahan pembelajaran bahasa indonesia yang mungkin teman-teman butuhkan untuk mengerjakan tugas. Nah tanpa perlu banyak basa bau lagi simaklah beberapa misalnya dibawah ini.
Contoh Teks Hikayat Abunawas
Pesan Bagi Hakim (Abunawas)
Tersebutlah perkataan Abu Nawas dengan bapanya membisu di negeri Baghdad. Adapun Abu Nawas itu sangat cendekia dan terlebih bijak daripada orang banyak. Bapanya seorang Kadi. Sekali peristiwa, bapanya itu sakit dan hampir mati. Ia meminta Abu Nawas mencium telinganya. Telinga sebelah kanannya sangat harum baunya, sedangkan indera pendengaran kiri sangat busuk . Bapanya menerangkan bahwa semasa membicarakan masalah dua orang, beliau pernah mendengar aduan seorang dan tiada mendengar adua yang lain. Itulah sebabnya sebelah indera pendengaran menjadi busuk. Ditambahnya juga kalau anaknya tiada mau menjadi kadi, beliau harus mencari helah melepaskan diri. Hatta bapa Abu Nawas pun berpulanglah dan Sultan Harun Ar-rasyid mencari Abu Nawas untuk menggantikan bapanya. Maka Abu Nawas pun menciptakan absurd dan tidak tentu kelakuannya. Pada suatu hati, Abu Nawas berkata kepada seorang yang dekatnya, ”Hai, gembala kuda, pergilah engkau memberi makan rumput kuda itu.” Maka si polan itu pergi menghadap sultan dan meminta dijadikan kadi.Permintaan dikabulkan dan si polan itu tetap menjadi kadi dalam negeri. Akan Abu Nawas itu, pekerjaannya tiap hari ialah mengajar kitab pada orang negeri itu. Pada suatu malam, seorang anak Mesir yang berdagang dalam negeri Baghdad bermimpi menikah dengan anak wanita kadi yang gres itu. Tatkala kadi itu mendengar mimpi anak Mesir itu, ia meminta anak Mesir itu membayar maharnya. Ketika anak Mesir itu menolak, segala hartanya dirampas dan ia mengadukan halnya kepada Abu Nawas. Abu Nawas kemudian menyuruh murid-muridnya memecahkan rumah kadi itu. Tatkala dihadapkan ke depan Sultan, Abu Nawas berkata bahwa beliau bermimpi kadi itu menyuruhnya berbuat begitu. Dan menggunakan mimpi sebagai aturan itu bahwasanya yaitu hokum kadi itu sendiri. Dengan demikian terbukalah perbuatan kadi yang zalim itu. Kadi itu kemudian dieksekusi oleh Sultan. Kemudian anak Mesir itu pun diamlah di dalam negeri itu. Telah hingga musim, ia pun kembali ke negerinya.
Sesudah ayahnya meninggal, Abu Nawas akal-akalan menjadi gila, sehingga ia tidak diangkat menggantikan ayahnya sebagai kadi. Yang diangkat menggantikannya ialah Lukman. Seorang pedagang Mesir bermimpi sebagai berikut: anak wanita kadi gres kawin gelap, akan tetapi tanpa emas kawin sama sekali kecuali berupa lelucon-lelucon, sehingga diusir gotong royong suaminya oleh ayahnya, kemudian mengembara ke Mesir, dan dengan demikian kehormatan kadi gres itu pulih kembali.
Unsur Intrinsik :
Tema : keadilan
Alur : Menggunakan alur maju mundur. Karena penulis menceritakan kisah tidak berurutan dari awal hingga akhir.
Setting/ Latar :
Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, kerajaan raja Bahgdad, rumah Abunawas.
Setting Suasana : ramai, menegangkan, dan bahagia.
Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.
Amanat :
Kita harus banyak-banyak bersyukur.
Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, lantaran masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita.
Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
Hendaknya kita sanggup menolong sesama yang mengalami kesukaran.
Janganlah kita gampang mengalah dalam menghadapi suatu hal.
Hidup dan kematian, senang dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, insan hanya sanggup menjalani takdir yang telah ditentukan.
Kita harus selalu bersikap adil
Uns
Hendaknya kita sanggup menolong sesama yang mengalami kesukaran.
Janganlah kita gampang mengalah dalam menghadapi suatu hal.
Hidup dan kematian, senang dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, insan hanya sanggup menjalani takdir yang telah ditentukan.
Kita harus selalu bersikap adil
Unsur Ekstrinsik :
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita kalau bahwasanya tidak mampu.
2. Nilai Budaya
Sebagai seorang raja kita harus menawarkan teladan yang baik kepada rakyat.
3. Nilai Sosial
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Hendaknya kita mau membuatkan untuk meringankan beban orang lain.
4. Nilai Religius
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang memilih nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Demikianlah teladan dari teks hikayat abunawas lengkap beserta dengan untur intrinsik dan ekstrinsiknya, agar bisa bermanfaat dan sanggup membantu teman-teman pembaca semuanya
Janganlah kita gampang mengalah dalam menghadapi suatu hal.
Hidup dan kematian, senang dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, insan hanya sanggup menjalani takdir yang telah ditentukan.
Kita harus selalu bersikap adil
Unsur Ekstrinsik :
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita kalau bahwasanya tidak mampu.
2. Nilai Budaya
Sebagai seorang raja kita harus menawarkan teladan yang baik kepada rakyat.
3. Nilai Sosial
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Hendaknya kita mau membuatkan untuk meringankan beban orang lain.
4. Nilai Religius
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang memilih nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Demikianlah teladan dari teks hikayat abunawas lengkap beserta dengan untur intrinsik dan ekstrinsiknya, agar bisa bermanfaat dan sanggup membantu teman-teman pembaca semuanya