Tahukah Anda, Gula Alkohol Sama Buruknya Dengan Fruktosa

Gula Alkohol sama Buruknya dengan Fruktosa Bagi Penderita Diabetes, Obesitas, Hipertensi, Trigliserida & Kolesterol (Gula darah) - Salah satu gula yang dinyatakan “sehat” oleh beberapa pihak yaitu gula alkohol. Beberapa jenis gula alkohol yang banyak beredar di pasaran yaitu sorbitol, xylitol, manitol, dan gula lain yang berakhiran ol. Mungkin Anda erat dengan nama nama gula tersebut dalam permen yang ditawarkan sebagai permen bebas gula (sugar free candy).
Secara teknis, gula alkohol yaitu gula rendah kalori atau bahkan tidak berkalori, namun bukan berarti merupakan gula sehat yang sanggup mengganti posisi gula meja atau gula lain yang harus di pantang selama menjalani diet anti-X.

Gula alkohol memang tidak mengandung glukosa yang berpotensi meningkatkan kadar gula darah, namun bukan berarti tidak meningkatkan insulin. Saat gula alkohol masuk ke fatwa darah, badan memproduksi insulin sama menyerupai gula lain, padahal gula tersebut sama sekali tidak sanggup di salurkan ke dalam sel. 

Kondisi ini semacam jebakan yang dialami insulin. Dengan nalurinya untuk menyalurkan gula ke dalam sel, asupan gula alkohol akan mengakibatkan insulin mengambang dalam darah, sehingga akibatnya level insulin meningkat.

Rasa anggun yang di respons oleh otak ketika kita menikmati gula alkohol ternyata mengakibatkan kekacauan koordinasi antara hormon yang bekerja di otak kita. Rasa anggun yang diterima indra lidah yang disampaikan oleh neuropeptida-Y ke otak akan mengakibatkan rangsangan ketagihan gula yang sebelumnya tidak terjadi. 

 Ketagihan gula yaitu kasus awal yang mendorong resistensi insulin dan resistensi yang akibatnya mengakibatkan kasus pemicu sindrom X. Obesitas yaitu imbas jelek yang perlu di khawatirkan. Ironis sekali, konsumsi gula alkohol yang dibutuhkan sanggup mengatasi kelebihan kalori penyebab obesitas justru meningkatkan nafsu makan yang pada gilirannya justru memicu obesitas.

Beberapa sumber menyatakan, gula alkohol direspons sebagai alergen oleh beberapa individu. Individ
 Ketagihan gula yaitu kasus awal yang mendorong resistensi insulin dan resistensi yang akibatnya mengakibatkan kasus pemicu sindrom X. Obesitas yaitu imbas jelek yang perlu di khawatirkan. Ironis sekali, konsumsi gula alkohol yang dibutuhkan sanggup mengatasi kelebihan kalori penyebab obesitas justru meningkatkan nafsu makan yang pada gilirannya justru memicu obesitas.

Beberapa sumber menyatakan, gula alkohol direspons sebagai alergen oleh beberapa individu. Individu yang peka terhadap gula alkohol akan mengalami diare ketika mengonsumsinya. Penelitian lain menyebutkan bahwa gula alkohol yang terdapat pada permen karet sanggup memicu benjol lubang pendengaran penggalan dalam. [ Halaman berikutnya; Prinsip Diet Anti-X ]