pengaruh sistem otomatis terhadap kehidupan kita tentunya sangat membantu, dan meringankan pekerjaan kita. selain itu sistem otomatis sanggup menciptakan biaya operasional menjadi lebih efisien. dalam pola kasus contohnya kita punya kebun yang jauh, dikebun tersebut kita menanam tumbuhan semisal palawija atau lain sebagainya, biar tumbuhan tersebut sanggup tumbuh hingga berbuah tentunya kita harus menyiram tumbuhan tersebut secara teratur.
dengan jarak kebun yang jauh kita akan membutuhkan biaya operasional tambahan, ibarat bensin untuk kendaraan menuju kebun.
untuk mengatasi permasalah diatas, salah satunya ialah dengan memakai sistem penyiram tumbuhan otomatis yang yang sanggup menyiram tumbuhan dikala kondisi tanah sudah mulai kering.
dengan jarak kebun yang jauh kita akan membutuhkan biaya operasional tambahan, ibarat bensin untuk kendaraan menuju kebun.
untuk mengatasi permasalah diatas, salah satunya ialah dengan memakai sistem penyiram tumbuhan otomatis yang yang sanggup menyiram tumbuhan dikala kondisi tanah sudah mulai kering.
dalam pembuatan perangkat ini saya memakai sensor kelembaban tanah dan Arduino sebagai mikrokontroler-nya, bentuk fisik dari sensor kelembaban tanah sanggup dilihat pada Gambar berikut:
sensor tersebut, memiliki 2 buah plat yang dilapisi besi, plat tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam tanah untuk mendeteksi kondisi tanahnya, dikala tanahnya kering, maka nilai yang dihasilkan oleh sensor akan besar. Sebaliknya kalau tanahnya basah, maka nilai yang dihasilkan sensor akan kecil. untuk memilih kelembaban tanah yang sesuai maka terlebih dahulu harus dilakukan penelitian untuk mengetahui kelambaban tanah yang manis untuk tumbuhan (hal tersebut tidak saya jelaskan disini).
sensor ini merupakan sensor analog, nilai keluaran dari sensor berada diantara 0 - 1023, bila nilai sensor besar, itu menunjukan bahwa tanah tersebut kering, sebaliknya semakin kecil nilai yang dihasilkan oleh sensor, semakin berair tanah tersebut.
komponen pendukung embel-embel yang lain ialah pump (pompa air), pompa air ini dipakai untuk menyalurkan air ke tanaman-tanaman.
OK, selanjutnya kita akan masuk pada tahap merangkai komponen-komponen yang telah disebutkan diatas. denah yang dibentuk ialah sebagai berikut:
pada rangkaian diatas, saya memakai motpr DC 12 Volt sebagai mesin pompa airnya
sensor tersebut, memiliki 2 buah plat yang dilapisi besi, plat tersebut nantinya akan dimasukkan kedalam tanah untuk mendeteksi kondisi tanahnya, dikala tanahnya kering, maka nilai yang dihasilkan oleh sensor akan besar. Sebaliknya kalau tanahnya basah, maka nilai yang dihasilkan sensor akan kecil. untuk memilih kelembaban tanah yang sesuai maka terlebih dahulu harus dilakukan penelitian untuk mengetahui kelambaban tanah yang manis untuk tumbuhan (hal tersebut tidak saya jelaskan disini).
sensor ini merupakan sensor analog, nilai keluaran dari sensor berada diantara 0 - 1023, bila nilai sensor besar, itu menunjukan bahwa tanah tersebut kering, sebaliknya semakin kecil nilai yang dihasilkan oleh sensor, semakin berair tanah tersebut.
komponen pendukung embel-embel yang lain ialah pump (pompa air), pompa air ini dipakai untuk menyalurkan air ke tanaman-tanaman.
OK, selanjutnya kita akan masuk pada tahap merangkai komponen-komponen yang telah disebutkan diatas. denah yang dibentuk ialah sebagai berikut:
pada rangkaian diatas, saya memakai motpr DC 12 Volt sebagai mesin pompa airnya
pada rangkaian diatas, saya memakai motpr DC 12 Volt sebagai mesin pompa airnya, sehingga saya memakai transistor sebagai driver motor tersebut.
lalu untuk jadwal yang dibentuk ialah sebagai berikut
int Pump = 3;
int sensor;
void setup() {
pinMode(Pump, OUTPUT);
}
void loop() {
int sensor = analogRead(A0); //membaca nilai dari sensor
//bila nilai dari sensor lebih dari 800, maka pompa akan diaktifkan
if (sensor >= 800) { digitalWrite(Pump, HIGH); }
//bila nilai sensor kurangg dari 800, maka pompa akan dimatikan
else { digitalWrite(Pump, LOW); } //
}