A. Suksesi
Suksesi plankton merupakan proses pergantian dominasi plankton alasannya yaitu adanya faktor pembatas dalam pertumbuhannya yang terjadi secara alami sehingga memunculkan jenis lain yang mendominasi. Setiap jenis plankton mempunyai faktor pembatas yang berbeda dalam memanfaatkan nutrien sebagai sumber unsur hara ketika berlangsungnya fotosintesis. Adanya faktor pembatas dari setiap jenis phytoplankton akhir perbedaan nutrien yang tersedia sanggup mengakibatkan terjadinya suksesi. Berikut ini yaitu suksesi yang terjadi secara alami alasannya yaitu adanya kebutuhan nutrien yang berbeda dari masing-masing kelas.
Cyanophyta dan Dinoflagellata yang tumbuh di perairan alami sanggup tumbuh baik walaupun nutrien sedikit dan bisa mendominasi jenis diatom dan green algae (chlorophyta). Kondisi tersebut perlu diperhatikan dalam pengelolaan phytoplankton terutama dalam pengaturan pemupukan untuk mendapat rasio N/P yang sempurna sehingga sanggup menjadikan Diatom atau Green Algae mendominasi di perairan.
B. Daya Apung (Buoyancy)
Kemampuan daya apung beberapa phytoplankton merupakan suatu karakteristik yang khas untuk menempatkan posisinya secara vertikal dalam kolom air. Kemampuan ini sangat bekerjasama dengan sifat fototropik dalam lingkungan eutropik pada suhu dan cahaya yang kuat. Beberapa phytoplankton yang mempunyai kemampuan tersebut berasal dari kelas Cyanophyceae (Blue Green Algae-BGA). Faktor lingkungan yang mempengaruhi daya apung yaitu iradiasi (intensitas sinar matahari), ketersediaan CO2 dan Nitrogen anorganik. Iradiasi sangat berperan dalam mengendalikan daya apung. Hal ini terjadi sebagai berikut , ketika iradiasi tinggi maka fotosintesis juga tinggi sehingga tekanan turgor sel naik yang menimbulkan vakuola gas dalam sel mengempis risikonya daya apung menurun, tetapi sebaliknya ketika iradiasi rendah maka laju fotosintesis rendah sehingga tekanan turgor sel turun dan vakuola gas meningkat, risikonya daya apung meningkat. Hal ini dipakai oleh BGA untuk bersaing dengan jenis lain dalam mendapat cahaya matahari ketika iradiasi rendah untuk menempatkan posisinya pada kolom air sehingga tetap terjadi fotosintesis dan pertumbuhan.
Perbandingan rasio N/P yang rendah sanggup memicu timbulnya blooming Cyanophyta (BGA). Beberapa genus BGA yang berbentuk benang mempunyai sel khusus yang disebut heterocysta yang mampu mengikat Nitrogen bebas dari udara (Fiksasi Nitrogen), sehingga jenis ini sanggup bertahan hidup dalam perairan yang mempunyai konsentrasi nitrogen yang rendah sementara jenis lain tidak sanggup melakukannya.
Beberapa genus BGA yang mempunyai heterocysta pada kondisi N/P rasio yang rendah <10 sering mendominasi perairan dan mengakibatkan blooming BGA yaitu Anabaena, Aphanizomenon, beberapa spesies Oscillatoria dan Microcystis. Beberapa akhir secara pribadi dari adanya blooming BGA ini yaitu :
- Turunnya Oksigen terlarut (DO) secara drastis hingga konsentrasi di bawah 4 ppm pada siang hari, hal ini terjadi alasannya yaitu DO yang dihasilkan ketika fotosintesis banyak dipakai untuk dekomposisi sel-sel BGA yang mati. DO dengan konsentrasi di bawah 4 ppm dapat membahayakan kehidupan udang.
- Meningkatnya konsentrasi ammonia akhir laju proses nitrifikasi berjalan lambat alasannya yaitu DO rendah. Hal ini terjadi terutama di dasar perairan, alasannya yaitu biasanya ketika terjadi blooming BGA, DO hanya terdapat di kolom air akrab permukaan.
- Jenis BGA ada yang mengeluarkan racun penyebab bacin Lumpur (Geosmin) sehingga udang atau ikan yang dibudidayakan berbau tanah (Off Flavour)
- Jenis BGA dari spesies Schizothrix calcicola sanggup membahayakan dan mengakibatkan penyakit pada udang secara pribadi bahkan kematian, penyakit yang ditimbulkannya yaitu Hemocytic Enteritic (HE) yaitu kerusakan di kepingan mid gut. Sedangkan Aphanizomenon menghasilkan Neurotoxin yaitu sejenis racun yang mengganggu system saraf.
|
D. Pasang Merah (Red tide)
Pasang merah (red tide) awalnya dikenal sebagai fenomena alami di perairan maritim yang timbul alasannya yaitu adanya pertumbuhan phytoplankton jenis Dinoflagellata yang terjadi secara drastis dan tak terkendali yang menimbulkan warna air coklat kemerah-merahan hingga merah menyala. Fenomena ini diduga terjadi ketika N/P rasio rendah, adanya stratifikasi suhu, dan ketika terjadi peralihan ekspresi dominan serta adanya up welling. Beberapa jenis phytoplankton golongan Dinoflagellata penyebab red tide ketika terjadi blooming sel-selnya akan mengalami lisis dan mengeluarkan racun yang sanggup membahayakan organisme yang dibudidayakan bahkan insan juga. Jenis-jenis Dinoflagellata yang telah diketahui menghasilkan racun yaitu :
Genus | Toxin | Nama/ Efek |
Alexandrium, Gonyaulax Ptyochodiscus Gambierdiscus Dinophysis | Saxitoxin dan Goniautoxin Brevetoxin Ciguatoxin dan Maltotoxin. Okadaic acid | Paralytic Shelfish Poisoning |
Alexandrium, Gonyaulax
Ptyochodiscus
Gambierdiscus
Dinophysis
Saxitoxin dan Goniautoxin
Brevetoxin
Ciguatoxin dan Maltotoxin.
Okadaic acid
Paralytic Shelfish Poisoning
Neurotoxic Shelfish Poisoning
Ciguatera Fish Poisoning
Diarethic Shelfish Poisoning