
1. Cahaya
Cahaya dipakai phytoplankton untuk proses fotosintesis. Laju fotosintesis akan tinggi jikalau intensitas cahaya tinggi dan menurun jikalau intensitas cahaya berkurang. (Nybakken, 1988) dan Wetzel (1975) menyatakan bahwa kelimpahan phytoplankton dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang terlalu berpengaruh akan merusak enzim fito-oksidatif phytoplankton kesudahannya phytoplankton yang tidak tahan akan mati. Bebarapa kelas phytoplankton ibarat Cyanophyceae (Blue Green Algae-BGA) dapat tumbuh baik pada intensitas cahaya yang tinggi (suhu > 29oC) sedangkan untuk Chlorophyceae dan Diatom menjadi faktor penghambat
2. Nutrien
Nutrien dibutuhkan untuk pertumbuhan phytoplankton. Keberadaan phytoplankton berkaitan erat dengan nutrien yang tersedia, terutama karbon, nitrogen, phosfor, dan kalium, serta silica untuk kelompok diatom.
a. Carbon
Sumber karbon yang sanggup dimanfaatkan phytoplankton sebagian besar yaitu karbon anorganik dalam bentuk CO2 dan Bicarbonat. CO2 di perairan tambak berasal dari difusi dari udara dan proses respirasi organisme heterotrof dan dekomposer (bakteri pengurai) maka biasanya CO2 tersedia dalam konsentrasi yang mencukupi dan bukan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan phytoplankton. Karbon anorganik tersebut akan diubah menjadi karbohidrat dalam proses fotosintesis.
b. Nitrogen dan Phosphor
Nitrogen dan Phosphor merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan phytoplankton. Jenis nitrogen yang sanggup dimanfaatkan secara pribadi yaitu ammonia bebas (NH3) dan nitrat (NO3-) sedangkan bentuk phosphor yaitu ortophosphate (HPO4-)atau kekerabatan keduanya lebih dikenal dengan rasio N/P. Rasio N/P yang sempurna akan menghasilkan pertumbuhan phytoplankton yang sempurna pula, sehingga akan terjadi stabilitas ekosistem tambak melalui aneka macam prosedur (Chien, 1992). Apabila rasio nutrien tersebut tidak tepat, maka muncul phytoplankton dari kelompok yang tidak dibutuhkan sehingga sanggup mengganggu stabilitas lingkungan, bahkan mematikan udang (Poernomo, 1988). Adanya perbedaan rasio N/P yang terdapat diperairan merupakan indikasi timbulnya perbedaan jenis phytoplankton yang mendominasi perairan tersebut sehingga menjadikan warna yang berbeda. Rasio N/P sanggup dihitung dengan membagi jumlah nitrogen anorganik (Ammonia+Nitrat+Nitrit) dengan phosphor anorganik dalam bentuk ortophosphate (PO4-). Perbandingan Rasio N/P yang dibutuhkan untuk menumbuhkan jenis chlorophyceae dan Bacillariophyceae (Diatom) yaitu 10-20/1 lebih baik mendekati 16/1 semoga sanggup tumbuh dengan stabil, perbandingan N/P yang rendah <10/1 akan menumbuhkan Cyanophyta atau Blue Green Algae sedangkan dinoflagellata yang mengakibatkan air berwarna merah dan sanggup menjadikan racun akan tumbuh subur pada rasio N/P 10/1.
c. Kalium dan Silica
Kalium dan Silica merupakan nutrien yang banyak dimanfaatkan oleh phytoplankton jenis Bacillariophyceae (Diatom) sebagai salah satu sumber elemen untuk membentuk komposisi frustula pada lapisan sel Bacillariophyceae dalam proses assimilasi.
3. Grazing Zooplankton
Phytoplankton yaitu sumber pakan alami bagi zooplankton. Dalam suatu ekosistem yang stabil biasanya phytoplankton tersedia dalam jumlah yang melimpah dibandingkan zooplankton sehingga apabila terjadi grazing oleh zooplankton maka keseimbangan ekosistem tetap terkendali. Penurunan kelimpahan phytoplankton akan sangat drastis apabila kelimpahan zooplankton tinggi yang akan mengakibatkan kegiatan grazing zooplankton pun meningkat.