Eternal luminous delusion I Delusi Abadi yang Bercahaya
Manusia dalam mengarungi perjalanan hidupnya senantiasa di penuhi rasa ingin tahu ihwal realitas yang bekerjasama dengan dirinya dan alam ,sebab itu apa saja yang di saksikannya selalu memotivasi dirinya untuk mengetahui lebih jauh dan lebih dalam , pada tingkat ini kinerja logika insan mulai mulai bergerak ke arah yang lebih jauh memahami hakikat realitas wajud, penyaksian dan pengamatan alam natural mulai bersifat imajinatif. Namun untuk hingga pada sebuah garakan imajinasi yang sempurna dan benar mestilah di dukung oleh prinsip-prinsip akal.
Imajinasi yaitu sebuah kerja logika dalam membuatkan suatu aliran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, insan membuatkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran.
bukankah andal berdasarkan kalian ? bagamana otak kita bisa membuat sesuatu dalam imajinasi kita.
mungkin kalian benar benar menganggap itu hebat, tapi pikirkan lagi. .
bagaimana kalau semua yang kita alami,kita lihat,kita sentuh,kita makan ternyata hanyalah imajinasi saja ?
bagaimana kalau semua orang yang kita kenal sesungguhnya tidak pernah ada ?
Aku menyadari semua ini sesudah saya berdiri dari koma panjang, semua orang terlihat berbeda,aku menyadari ada yang gila di lisan orang tuaku. senyumnya terlihat tidak natural.
ketika saya menyentuh sesuatu,aku tidak bisa mencicipi sensasinya dengan benar,seolah tidak ada apapun yang kusentuh.
awalnya saya menganggap ada yang salah dengan diriku pasca Koma,
beberapa bulan kemudian, keadaan ini terus berlangsung dan saya mulai khawatir, saya putuskan untuk pergi ke dokter dan psikiater untuk menyidik apakah ada yang salah denganku atau tidak.
Mereka bilang mungkin saja saya hanya berhalusinasi saja karna tidak ada yang salah dengan tubuhku maupun kondisi kejiwaanku.
aku mulai merasa putus asa lantaran keadaan ini terus berlangsung begitu lama, saya bahkan mulai mengurung diri. menolak untuk makan atau mandi.
aku benar benar dalam keadaan kacau. hingga tunanganku tiba menemuiku.
"Bruce, kamu tak apa apa ?" ia memanggilku dari luar kamarku
"Rose ? benarkah itu kamu ? kamu yang asli?" saya tidak ingin melihat makhluk imajinasi lain yang tercipta oleh pikiranku sendiri, saya sudah putus asa oleh semua ini.
Setelah beradu argumen cukup usang dan saya yakin bahwa ia Rose Asli akupun memperbolehkannya masuk ke kamarku,
dia membawakan ku masakan dan obat.
"kau harus makan dan meminum obatmu bruce, saya murung melihatmu dalam keadaan menyerupai ini, saya mohon bruce"
entahlah, untuk sejenak saya memikirkan diriku sendiri dan saya gres menyadari bahwa diriku ini memang hanya ketakutan saja, Semua keganjilan yang saya rasakan sebelumnya sesungguhnya sudah pudar dan saya kembali normal, saya hanya berlebihan saja dalam menanggapi semua ini.
esoknya, saya mencoba kembali beraktifitas normal,
awalnya saya keluar ke halaman rumah,lalu ke taman dan dalam beberapa hari saya sudah mulai bisa bekerja lagi.
sudah tidak ada lagi keganjilan yang kurasakan,semua kembali normal kecuali saya mencicipi sesuatu yang tajam menusuk lenganku setiap Pagi dan sore hari, dan juga terkadang saya mendengar bunyi suara dan amis obat.
semua berjalan normal kembali, . . . .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai suatu hari saya tertidur dan ketika saya bangun,aku mendapati diriku berada di rumah sakit.
aku melihat ibuku menangis ketika saya tersadar.
"Bruce, Ya Tuhan. akibatnya kamu sadar. .
Sayang, Bruce sudah sadar cepat panggil dokter" ibuku menangis sambil memberitahukan ayahku bahwa saya sudah . . . .sadar ?
tunggu . . apa maksudnya ini ??
"apa yang terjadi bu ?" saya masih bingung
"Mobilmu masuk jurang ketika kamu dalam perjalanan pulang,Bruce. kamu koma selama berbulan-bulan"
aku terkejut mendengar itu dari ibuku, jadi selama ini dugaanku ihwal imajinasi-ku itu benar, semua kehidupan yang saya alami sebelumnya itu hanya imajinasi otakku selama saya koma. Pantas saja Rose terlihat aneh, kekhawatirannya padaku terlihat biasa saja,aku kira ia hanya sudah tidak mencintaiku menyerupai dulu.
aku ingin menemui Rose,jadi saya mencoba menanyakannya pada ibuku,tapi tanggapan yang saya terima justru membuatku lebih terkejut lagi. . .
"Rose ? Siapa Rose ? kamu bahkan belum bertunangan bruce" ibuku menjawabku dengan wajah kebingungannya.
"beristirahatlah nak, mungkin kamu masih dalam dampak obat"
betapa hebatnya otak insan membuat imajinasi, jadi Rose itu hanya imajinasiku ? selama ini saya belum bertunangan ?
Aku terkekeh mengingat semua imajinasiku sebelumnya yang terasa begitu lama,
bahkan saya bertingkah seolah mengenal Rose padahal ia hanya imajinasiku.
dalam beberapa ahad saya sudah boleh pulang, dan kali ini saya tidak mengalami keganjilan apapun, tapi sensasi bacokan di tanganku dan amis obat masih sering kurasakan. dokter bilang ini hanya sementara, ini semua terjadi karna saya terlalu usang berada dirumah sakit sehingga otakku terbiasa merespon amis obat dan bacokan jarum infus.
Kepalaku masih terasa pusing ketika saya berjalan, saya sudah terlalu usang berbaring sehingga saya harus mulai membiasakan diri lagi untuk bisa beraktifitas secara normal.
rasa sakit dikepalaku ini bahkan terkadang membuatku merasa hampir pingsan, saya harus meminum obat peredam rasa sakit untuk sedikit mengurangi rasa sakit ini.
Hingga suatu malam saya benar benar pingsan karna rasa sakit di kepalaku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku terbangun dirumah sakit. .LAGI
kali ini ada perempuan asing tertidur disampingku, ia menyadari saya sudah berdiri dan ia mulai menangis bahagia
"akhirnya kamu terbangun sayang" tuturnya dengan lembut.
"Dimana Rose ? siapa kamu ?" tanyaku untuk memastikan
"Siapa rose ? saya istrimu Elisa. kamu masih dalam dampak obat bius sehingga tidak bisa mengenaliku" jawabnya
"Aku sudah menikah ?"
"Ya, kita sudah 10 tahun berumah tangga dan dikaruniai 2 anak yang lucu" jawabnya dengan senyum di wajahnya
"dimana orang tuaku? mereka tidak menemanimu disini ?" tanyaku masih dengan segala kebingunganku.
"Sayang, kita tidak mempunyai orang tua, kita dari panti asuhan yang sama" kali ini ia menjawab dengan yakin,
tak usang kemudian terdengar bunyi bocah dari luar ruangan
"ini ada lah Danny & Lisa, malaikat kecilmu " mereka tersenyum
aku hanya terdiam, saya tidak ingin tahu apapun lagi.apakah kali ini kasatmata atau hanya imajinasi lainnya
otakku tak berfungsi dengan benar
Danny & Lisa yaitu nama orang tuaku,
End
Manusia dalam mengarungi perjalanan hidupnya senantiasa di penuhi rasa ingin tahu ihwal realitas yang bekerjasama dengan dirinya dan alam ,sebab itu apa saja yang di saksikannya selalu memotivasi dirinya untuk mengetahui lebih jauh dan lebih dalam , pada tingkat ini kinerja logika insan mulai mulai bergerak ke arah yang lebih jauh memahami hakikat realitas wajud, penyaksian dan pengamatan alam natural mulai bersifat imajinatif. Namun untuk hingga pada sebuah garakan imajinasi yang sempurna dan benar mestilah di dukung oleh prinsip-prinsip akal.
Imajinasi yaitu sebuah kerja logika dalam membuatkan suatu aliran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, insan membuatkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran.
bukankah andal berdasarkan kalian ? bagamana otak kita bisa membuat sesuatu dalam imajinasi kita.
mungkin kalian benar benar menganggap itu hebat, tapi pikirkan lagi. .
bagaimana kalau semua yang kita alami,kita lihat,kita sentuh,kita makan ternyata hanyalah imajinasi saja ?
bagaimana kalau semua orang yang kita kenal sesungguhnya tidak pernah ada ?
Aku menyadari semua ini sesudah saya berdiri dari koma panjang, semua orang terlihat berbeda,aku menyadari ada yang gila di lisan orang tuaku. senyumnya terlihat tidak natural.
ketika saya menyentuh sesuatu,aku tidak bisa mencicipi sensasinya dengan benar,seolah tidak ada apapun yang kusentuh.
awalnya saya menganggap ada yang salah dengan diriku pasca Koma,
beberapa bulan kemudian, keadaan ini terus berlangsung dan saya mulai khawatir, saya putuskan untuk pergi ke dokter dan psikiater untuk menyidik apakah ada yang salah denganku atau tidak.
Mereka bilang mungkin saja saya hanya berhalusinasi saja karna tidak ada yang salah dengan tubuhku maupun kondisi kejiwaanku.
aku mulai merasa putus asa lantaran keadaan ini terus berlangsung begitu lama, saya bahkan mulai mengurung diri. menolak untuk makan atau mandi.
aku benar benar dalam keadaan kacau. hingga tunanganku tiba menemuiku.
"Bruce, kamu tak apa apa ?" ia memanggilku dari luar kamarku
"Rose ? benarkah itu kamu ? kamu yang asli?" saya tidak ingin melihat makhluk imajinasi lain yang tercipta oleh pikiranku sendiri, saya sudah putus asa oleh semua ini.
Setelah beradu argumen cukup usang dan saya yakin bahwa ia Rose Asli akupun memperbolehkannya masuk ke kamarku,
dia membawakan ku masakan dan obat.
"kau harus makan dan meminum obatmu bruce, saya murung melihatmu dalam keadaan menyerupai ini, saya mohon bruce"
entahlah, untuk sejenak saya memikirkan diriku sendiri dan saya gres menyadari bahwa diriku ini memang hanya ketakutan saja, Semua keganjilan yang saya rasakan sebelumnya sesungguhnya sudah pudar dan saya kembali normal, saya hanya berlebihan saja dalam menanggapi semua ini.
esoknya, saya mencoba kembali beraktifitas normal,
awalnya saya keluar ke halaman rumah,lalu ke taman dan dalam beberapa hari saya sudah mulai bisa bekerja lagi.
sudah tidak ada lagi keganjilan yang kurasakan,semua kembali normal kecuali saya mencicipi sesuatu yang tajam menusuk lenganku setiap Pagi dan sore hari, dan juga terkadang saya mendengar bunyi suara dan amis obat.
semua berjalan normal kembali, . . . .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai suatu hari saya tertidur dan ketika saya bangun,aku mendapati diriku berada di rumah sakit.
aku melihat ibuku menangis ketika saya tersadar.
"Bruce, Ya Tuhan. akibatnya kamu sadar. .
Sayang, Bruce sudah sadar cepat panggil dokter" ibuku menangis sambil memberitahukan ayahku bahwa saya sudah . . . .sadar ?
tunggu . . apa maksudnya ini ??
"apa yang terjadi bu ?" saya masih bingung
"Mobilmu masuk jurang ketika kamu dalam perjalanan pulang,Bruce. kamu koma selama berbulan-bulan"
aku terkejut mendengar itu dari ibuku, jadi selama ini dugaanku ihwal imajinasi-ku itu benar, semua kehidupan yang saya alami sebelumnya itu hanya imajinasi otakku selama saya koma. Pantas saja Rose terlihat aneh, kekhawatirannya padaku terlihat biasa saja,aku kira ia hanya sudah tidak mencintaiku menyerupai dulu.
aku ingin menemui Rose,jadi saya mencoba menanyakannya pada ibuku,tapi tanggapan yang saya terima justru membuatku lebih terkejut lagi. . .
"Rose ? Siapa Rose ? kamu bahkan belum bertunangan bruce" ibuku menjawabku dengan wajah kebingungannya.
"beristirahatlah nak, mungkin kamu masih dalam dampak obat"
betapa hebatnya otak insan membuat imajinasi, jadi Rose itu hanya imajinasiku ? selama ini saya belum bertunangan ?
Aku terkekeh mengingat semua imajinasiku sebelumnya yang terasa begitu lama,
bahkan saya bertingkah seolah mengenal Rose padahal ia hanya imajinasiku.
dalam beberapa ahad saya sudah boleh pulang, dan kali ini saya tidak mengalami keganjilan apapun, tapi sensasi bacokan di tanganku dan amis obat masih sering kurasakan. dokter bilang ini hanya sementara, ini semua terjadi karna saya terlalu usang berada dirumah sakit sehingga otakku terbiasa merespon amis obat dan bacokan jarum infus.
Kepalaku masih terasa pusing ketika saya berjalan, saya sudah terlalu usang berbaring sehingga saya harus mulai membiasakan diri lagi untuk bisa beraktifitas secara normal.
rasa sakit dikepalaku ini bahkan terkadang membuatku merasa hampir pingsan, saya harus meminum obat peredam rasa sakit untuk sedikit mengurangi rasa sakit ini.
Hingga suatu malam saya benar benar pingsan karna rasa sakit di kepalaku.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku terbangun dirumah sakit. .LAGI
kali ini ada perempuan asing tertidur disampingku, ia menyadari saya sudah berdiri dan ia mulai menangis bahagia
"akhirnya kamu terbangun sayang" tuturnya dengan lembut.
"Dimana Rose ? siapa kamu ?" tanyaku untuk memastikan
"Siapa rose ? saya istrimu Elisa. kamu masih dalam dampak obat bius sehingga tidak bisa mengenaliku" jawabnya
"Aku sudah menikah ?"
"Ya, kita sudah 10 tahun berumah tangga dan dikaruniai 2 anak yang lucu" jawabnya dengan senyum di wajahnya
"dimana orang tuaku? mereka tidak menemanimu disini ?" tanyaku masih dengan segala kebingunganku.
"Sayang, kita tidak mempunyai orang tua, kita dari panti asuhan yang sama" kali ini ia menjawab dengan yakin,
tak usang kemudian terdengar bunyi bocah dari luar ruangan
"ini ada lah Danny & Lisa, malaikat kecilmu " mereka tersenyum
aku hanya terdiam, saya tidak ingin tahu apapun lagi.apakah kali ini kasatmata atau hanya imajinasi lainnya
otakku tak berfungsi dengan benar
Danny & Lisa yaitu nama orang tuaku,
End
"They take me away from this strangest place, Sweet Danny & Lisa"