Cara sederhana mengelola keuangan keluarga - Mengelola keuangan penting untuk dilakukan setiap keluarga. Nah, menyerupai apa mengelola yang sesuai syariat itu?
Berikut cara sederhana mengelola keuangan keluarga dari Muhammad Arifin Masruri sebagaimana ditulis dalam bukunya yang berjudul Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga yang sehat dan syar'i
Tips sederhana mengelola keuangan keluarga
1. Bertaqwa kepada Allah dan yakin dengan kesepakatan Allah kepada orang bertaqwa ialah menawarkan solusi terhadap setiap permasalahan dan menawarkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka
2. Menjemput nafkah yang halal dan thayyiba. Karena keberkahan bukan pada banyaknya, tapi pada kualitas halal dan thayyibnya.
3. Terapkan referensi 3-1-6 di awal gajian atau penghasilan. 30% untuk membayar kewajiban atau angsuran hutang. 10% untuk tabungan atau dana darurat. 60% sisanya untuk konsumsi
4. Evaluasi lagi pengeluaran 60%. Apa yg bs dihemat, lakukan. Hasil penghematan masukkan di dana darurat
5. Alokasi 30% itu untuk hutang kebutuhan atau mendesak, bukan hutang sebab impian atau gaya hidup. Targetkan hutang segera lunas semoga tidak menjadi beban dunia akhirat.
6. Jika tidak ada kewajiban atau angsuran hutang, maka porsi 30% tetap disisihkan untuk investasi aset produktif, misal beli tanah atau investasi pada bisnis yang sudah mapan dan terpercaya.
7. Alokasikan sedekah untuk investasi akhirat. Bisa dari mengurangi alokasi konsumsi. Sedekah utamakan kepada bapak atau ibu, saudara, atau tetangga terdekat. Jika sudah tercover silakan alokasikan sedekah keluar.
Semoga bermanfaat.
Berikut cara sederhana mengelola keuangan keluarga dari Muhammad Arifin Masruri sebagaimana ditulis dalam bukunya yang berjudul Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga yang sehat dan syar'i
Tips sederhana mengelola keuangan keluarga
1. Bertaqwa kepada Allah dan yakin dengan kesepakatan Allah kepada orang bertaqwa ialah menawarkan solusi terhadap setiap permasalahan dan menawarkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka
2. Menjemput nafkah yang halal dan thayyiba. Karena keberkahan bukan pada banyaknya, tapi pada kualitas halal dan thayyibnya.
3. Terapkan referensi 3-1-6 di awal gajian atau penghasilan. 30% untuk membayar kewajiban atau angsuran hutang. 10% untuk tabungan atau dana darurat. 60% sisanya untuk konsumsi
4. Evaluasi lagi pengeluaran 60%. Apa yg bs dihemat, lakukan. Hasil penghematan masukkan di dana darurat
5. Alokasi 30% itu untuk hutang kebutuhan atau mendesak, bukan hutang sebab impian atau gaya hidup. Targetkan hutang segera lunas semoga tidak menjadi beban dunia akhirat.
6. Jika tidak ada kewajiban atau angsuran hutang, maka porsi 30% tetap disisihkan untuk investasi aset produktif, misal beli tanah atau investasi pada bisnis yang sudah mapan dan terpercaya.
7. Alokasikan sedekah untuk investasi akhirat. Bisa dari mengurangi alokasi konsumsi. Sedekah utamakan kepada bapak atau ibu, saudara, atau tetangga terdekat. Jika sudah tercover silakan alokasikan sedekah keluar.
Semoga bermanfaat.