Pecinta Alam Atau Perusak Alam - Pecinta alam, dua kata penuh makna yang bisa diartikan sebagai orang yang menyayangi alam dan niscaya juga akan merawat alam. Namun sangat disayangkan sebab jaman kini banyak sekali orang yang perpetualang ke alam dengan menyandang pecinta alam namun mereka sendiri tidak memperdulikan kelestarian alam. Dimana-mana ada sampah dan vandalisme terutama yang lagi populer kini di gunung.
Gunung di Indonesia memang memperlihatkan keindahan yang luar biasa namun dibalik keindahan itu ada hal yang menciptakan saya prihatin sebab banyak pendaki yang mengaku pecinta alam namun malah merusak alam. Dari pengalaman saya mendaki beberapa gunung di Jateng selalu saya jumpai sampah yang dibuang sembarangan, coretan pada kerikil dan pohon. Sayang sekali keindahan alam yang luar biasa harus tekotori oleh sampah yang ditinggalkan.
Baca juga : Cara Tercepat Mendapatkan Pulsa Gratis
Apalagi kini dengan adanya para anak alay yang ngakunya pendaki dan mereka mendaki cuma ingin foto diatas gunung supaya dibilang ngehits, tanpa memperdulikan keamanan diri sendiri sampai-sampai banyak yang berakhir tragis sebab hanya ingin foto ditempat yang berbeda dari yang lain (maksud kan? hehe). Tidak menutup kemungkinan mereka juga meninggalkan sampah begitu saja, sebetulnya hal ini mengatakan gambaran yang jelek bagi para pecinta alam sejati.
Vandalisme
Vandalisme bisa dibilang suatu perbuatan merusak hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dsb) atau perusakan dan penghancuran secara bergairah dan ganas.
Semua kerikil besar di gunung niscaya sudah ada coretannya, padahal hal itu megurangi ke naturalan alam dan sebetulnya yang ditulis dibatu atau dipohon ialah hal yang sangat tidak penting dan tidak bermanfaat ibarat titip salam, menulis nama sendiri, menulis nama pacar dll. Sungguh ironis
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Masalah sampah di gunung kini memang mengkhawatirkan. Efek negatif yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah pendaki yang naik gunung yaitu para pendaki yang mengaku pecinta alam ini meninggalkan sampah di sekitar pos pendakian bahkan di setiap jalur yang dilewati pendaki. Semakin usang semakin banyak. Plastik, kaleng, botol dan berbagai macam barang bawaan pendaki ditinggal begitu saja di setiap tempat.
Meskipun ada bakti sosial untuk membersihkan sampah-sampah di gunung tapi itu semua masih kurang sebab pelaksanaannya jarang, yang terpenting ialah kesadaran dari diri kita sendiri.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
Jangan hingga kita mengagungkan alam kita namun tidak memperdulikan alam kita. Ingat juga arahan etik pecinta alam (sudah tau kan?). Lebih baik kita tidak mendaki gunung jikalau hanya untuk merusak alam kita, mending bobo unyu dah di rumah wkwk.
Gunung di Indonesia memang memperlihatkan keindahan yang luar biasa namun dibalik keindahan itu ada hal yang menciptakan saya prihatin sebab banyak pendaki yang mengaku pecinta alam namun malah merusak alam. Dari pengalaman saya mendaki beberapa gunung di Jateng selalu saya jumpai sampah yang dibuang sembarangan, coretan pada kerikil dan pohon. Sayang sekali keindahan alam yang luar biasa harus tekotori oleh sampah yang ditinggalkan.
Baca juga : Cara Tercepat Mendapatkan Pulsa Gratis
Apalagi kini dengan adanya para anak alay yang ngakunya pendaki dan mereka mendaki cuma ingin foto diatas gunung supaya dibilang ngehits, tanpa memperdulikan keamanan diri sendiri sampai-sampai banyak yang berakhir tragis sebab hanya ingin foto ditempat yang berbeda dari yang lain (maksud kan? hehe). Tidak menutup kemungkinan mereka juga meninggalkan sampah begitu saja, sebetulnya hal ini mengatakan gambaran yang jelek bagi para pecinta alam sejati.
Vandalisme
Semua kerikil besar di gunung niscaya sudah ada coretannya, padahal hal itu megurangi ke naturalan alam dan sebetulnya yang ditulis dibatu atau dipohon ialah hal yang sangat tidak penting dan tidak bermanfaat ibarat titip salam, menulis nama sendiri, menulis nama pacar dll. Sungguh ironis
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
- Pahami perbedaan vandalisme dengan kreativitas, sebab kreativitas tidak akan merugikan dan merusak alam.
- Mengingatkan jikalau menemui orang yang sedang melaksanakan agresi vandalis. Bukankah lebih baik menulisnya dikertas kemudian difoto dan sampahnya dibawa turun.
- Jika merasa tidak bisa mengingatkan kita bisa melaporkannya ke pihak yang berwenang.
Membuang Sampah
Masalah sampah di gunung kini memang mengkhawatirkan. Efek negatif yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah pendaki yang naik gunung yaitu para pendaki yang mengaku pecinta alam ini meninggalkan sampah di sekitar pos pendakian bahkan di setiap jalur yang dilewati pendaki. Semakin usang semakin banyak. Plastik, kaleng, botol dan berbagai macam barang bawaan pendaki ditinggal begitu saja di setiap tempat.
Meskipun ada bakti sosial untuk membersihkan sampah-sampah di gunung tapi itu semua masih kurang sebab pelaksanaannya jarang, yang terpenting ialah kesadaran dari diri kita sendiri.
Lalu apa yang harus kita lakukan ?
- Mulailah berniat untuk menjaga lingkungan
- Mengurangi logistik plastik
- Ingat bawa turun sampah sendiri dan jikalau bisa sambil membawa sampah yang ada dijalan
- Tidak membuang sisa masakan di sumber air
- Jangan aben sampah di gunung, jikalau menciptakan api jangan lupa dipadamkan
Jangan hingga kita mengagungkan alam kita namun tidak memperdulikan alam kita. Ingat juga arahan etik pecinta alam (sudah tau kan?). Lebih baik kita tidak mendaki gunung jikalau hanya untuk merusak alam kita, mending bobo unyu dah di rumah wkwk.