Pki Madiun 1948 (Sejarah, Tujuan, Latar Belakang, Penumpasan)

PKI (Partai Komunis Indonesia) Madiun 1948 (Sejarah, Tujuan, Latar Belakang dan Penumpasan) - Pada kesempatan kali ini akan membahas perihal sejarah pemberontakan PKI Madiun, tujuan, latar belakang dan penumpasan PKI di Madiun.

Doktrin komunis ialah dengan merebut kekuasaan negara yang sah dengan cara apa pun dan bagaimanapun. Setiap cara yang ada akan dipakai oleh orang-orang komunis untuk menyebarkan ideologinya di Indonesia. Salah satu pemberontakan PKI di indonesia ialah di Madiun pada tahun 1948.

 latar belakang dan penumpasan PKI di Madiun PKI Madiun 1948 (Sejarah, Tujuan, Latar Belakang, Penumpasan)


Pemberontakan PKI di Madiun


Pemberontakan PKI di Madiun terkait dengan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin tahun 1948. Penyebab jatuhnya kabinet Amir disebabkan oleh kegagalannya pada Perundingan Renville yang amat sangat merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin melaksanakan pembentukan Front Demokrasi Rakyat (FDR).

Front Demokrasi Rakyat (FDR) didukung oleh Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok ini antara lain sebagai berikut.

1) Melancarkan propaganda anti pemerintah.
2) Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi buruh di perusahaan contohnya di pabrik karung di Delenggu Klaten.
3) Melakukan pembunuhan-pembunuhan contohnya dalam bentrokan senjata yang terjadi di Solo tanggal 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yaitu Kolonel Sutarto secara tiba-tiba terbunuh. Pada tanggal 13 September 1948 tokoh pejuang 1945, Dr. Moewardi diculik dan dibunuh.

Pada tanggal 11 Agustus 1948, Musso datang dari Moskow. Amir dan Front Demokrasi Rakyat (FDR) segera bergabung dengan Musso. Untuk memperkuat organisasi, maka disusunlah doktrin bagi Partai Komunis Indonesia (PKI). Doktrin tersebut berjulukan Jalan Baru.

PKI banyak melaksanakan kekacauan, terutama di Surakarta. Oleh PKI tempat Surakarta dijadikan tempat yang kacau (Wildwest). Sedangkan di wilayah Madiun dijadikan PKI sebagai basis gerilya. Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan NKRI yang menurut Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI ini sanggup merebut tempat-tempat penting di Madiun.

Untuk menumpas pemberontakan PKI, pemerintah Indonesia melancarkan operasi militer. Dalam hal ini tugas Divisi Siliwangi cukup besar. Di samping itu, Panglima Besar Jenderal Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan seluruh pasukannya menumpas pemberontakan PKI di Madiun.

Dengan dukungan rakyat di banyak sekali tempat, pada tanggal 30 September 1948, wilayah kota Madiun berhasil diambil alih kembali oleh tentara Republik. Pada kesudahannya tokoh-tokoh PKI menyerupai Lukman dan DN Aidit melarikan diri ke Vietnam dan Cina. Sementara itu, tanggal 31 Oktober 1948 Musso tewas ditembak. Sekitar 300 (tiga ratus) orang ditangkap oleh pasukan Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948 di tempat Purwodadi, Jawa Tengah.

Dengan telah ditumpasnya pemberontakan PKI di Madiun, maka selamatlah bangsa dan negara Indonesia dari rongrongan dan bahaya dari kaum komunis yang bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Penumpasan pemberontakan PKI dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri tanpa pertolongan siapa pun. Dalam kondisi bangsa yang begitu sulit, ternyata Republik Indonesia sanggup menumpas pemberontakan yang relatif besar oleh golongan komunis dalam waktu singkat.

Baca juga: 4 Jenis Kepercayaan Manusia Purba di Indonesia

Demikianlah artikel kali ini perihal PKI Madiun 1948 (Sejarah, Tujuan, Latar Belakang, Penumpasan). Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terimakasih.

Sumber: Lomba Kompetensi Siswa IPS Kelas IX