5 Jenis Pola Syair (Nasihat/Agama, Kiasan, Romantis/Cinta, Panji & Sejarah)

Contoh pola syair dalam dunia sastra akan mengenalkan kita perihal salah satu jenis puisi usang yang paling terkenal.

Setidaknya terdapat 5 jenis pola syair yakni syair panji, syair romantis (cinta), syair kiasan, syair sejarah dan syair agama (nasihat).
Contoh pola syair dalam dunia sastra akan mengenalkan kita perihal salah satu jenis puis 5 Jenis Contoh Syair (Nasihat/Agama, Kiasan, Romantis/Cinta, Panji & Sejarah)
Ilustrasi: pola syair dalam bahasa Arab

5 Contoh Syair

Pada kesempatan ini, kami akan menuliskan 5 pola syair dalam dunia sastra Indonesia atau melayu. Secara umum, pengertian syair adalah bentuk puisi usang yang merupakan imbas dari kebudayaan arab.

Adapula yang menuliskan pengertian syair sebagai ungkapan hati, perpaduan antara imajinasi dan kalimat yang berirama, yang ditulis secara bebas.

  • Syair Agama atau Syair Nasihat


Syair agama tergolong syair terpenting terbagi menjadi empat yaitu syair sufi oleh Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair sezaman; kedua yaitu syair perihal fatwa Islam misalnya syair Sifat Dua Puluh; ketiga syair riwayat nabi (syair Anbiyah) antara lain syair nabi Allah dengan Firaun; dan yang keempat yaitu syair pesan yang tersirat yang berisi pesan yang tersirat bagi pembaca misalnya syair pesan yang tersirat pria dan perempuan.

#Contoh Syair Agama atau Syair Nasihat
Contoh Syair Nasihat Karya Hamzah Fanzuri

Syair Perahu
Hamzah Fansuri*

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan daerah berpindah
Di sanalah iktikad diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah bahtera tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa usang hidupmu
Ke alam abadi jua abadi diammu

Hai muda cerdik budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh juga alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan air
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya tepat jalan yang kabir

Perteguh jua alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu lalu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu kemudian dari situ

Muaranya dalam ikanpun banyak
Di sanalah bahtera tenggelam dan rusak
Karangnya tajam mirip tombak
Ke atas pasir kau tersesak

Ketahui olehmu hai anak dagang
Riaknya rencam[1] ombaknya karang
Ikanpun banyak matang menjarang
Hendak membawa ke tengah sawang

Muaranya itu terlalu sempit
Di mana kan kemudian sampan dan rakit
Jikalau ada pedoman dikapit
Sempurnalah jalan terlalu ba’id[2]

Baiklah bahtera engkau perteguh
Hasilkan penambat dan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh[3]
Pulaunya jauh daerah berlabuh

Lengkapkan pendarat dan tali sauh
Derasmu banyak bertemu musuh
Selebu[4] rencam ombak pun tabuh
La ilaha 'il Allah akan tali yang teguh

Barang siapa bergantung di situ
Teduhlah selebu yang rencam itu
Pedoman betuli perahumu laju
Selamat engkau ke pulau itu

La ilaha ‘il Allah jua yang engkau ikut
Di laut keras angin ribut dan ribut
Hiu dan paus di belakang menurut
Pertetaplah kemudi jangan terkejut

Laut Silan terlalu dalam
Di sanalah bahtera rusak dan karam
Sungguhpun banyak di sana penyelam
Larang menerima permata nilam

Laut Silan[5] wahid al-kahhar[6]
Riaknya rencam ombaknya besar
Anginnya songsongan membelok sengkar[7]
Perbaik kemudi jangan berkisar
Itulah laut yang maha indah
Ke sanalah kita semua berpindah
Hasilkan bekal kayu dan juadah
Selamatlah engkau tepat musyahadah[8]

Silan itu ombaknya risah
Banyaklah ke sana akan berpindah
Topan dan ribut terlalu ‘azamah[9]
Perbetuli pedoman jangan berubah

Laut Kulzum terlalu dalam
Ombaknya muhit[10] pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na’am[11] siang dan malam

Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Angin pun keras ombaknya rencam
Ingati bahtera jangan tenggelam

Jikalau engkau ingati sungguh
Angin yang keras menjadi teduh
Tambahan selalu tetap yang cabuh
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh

Sampailah Ahad dengan masanya
Datanglah angin dengan paksanya
Berlayar bahtera sidang budimannya
Berlayar itu dengan kelengkapannya

Wujud Allah nama perahunya
Ilmu Allah akan kurungnya
Iman Allah nama kemudinya
Yakin akan Allah nama pawangnya

Taharat[12] dan istinja[13] nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tawakkul akan ALlah juru batunya
Tauhid itu akan sauhnya

La ilaha ‘il Allah akan talinya
Kamal[14] Allah akan tiangnya
Assalamu’alaikum akan tali lenggangnya
Taat dan ibadah anak dayungnya

Salawat akan nabi tali bubutannya
Istighfar[15] Allah akan layarnya
Allahu Akbar nama anginnya
Subhanallah akan lajunya

Wa` Llahu a`lam nama rantaunya
Iradat Allah nama bandarnya
Kudrat Allah nama labuhannya
Surga jannat al-na’im nama negerinya

Karangan ini suatu madah
Mengarangkan syair daerah berpindah
Di dalam dunia janganlah tam’ah[16]
Di dalam kubur berkhalwat sudah

Kenal dirimu di dalam kubur
Badan seorang hanya tersungkur
Dengan siapa lawan bertutur?
Di balik papan tubuh terhancur

Di dalam dunia banyaklah mamang[17]
Ke alam abadi jua tempatmu pulang
Jangan disusahi emas dan uang
Itulah membawa tubuh terbuang

Tuntuti ilmu jangan kepalang
Di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
Menanyakan apakah engkau sembahyang

Tongkatnya lekat tiada terhisab
Badanmu remuk siksa dan azab
Akalmu itu hilang dan lenyap
...[18]

Munkar wa Nakir bukan kepalang
Suaranya merdu bertambah garang
Tongkatnya besar terlalu panjang
Cambuknya banyak tiada terbilang

Kenal dirimu hai anak Adam!
Tatkala di dunia terangnya alam
Sekarang di kubur tempatmu kelam
Tiada berbeda siang dan malam

Kenal dirimu hai anak dagang!
Di balik papan tidur terlentang
Kelam dan hirau taacuh bukan kepalang
Dengan siapa lawan berbincang

La ilaha ‘il Allah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
Iman tersurat pada hati insan
Siang dan malam jangan dilalaikan

La ilaha` il Allah itu terlalu nyata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Memandang yang mistik semuanya rata
Lenyapkan ke sana sekalian kita

La ilaha ‘il Allah jangan kau permudah
Sekalian makhluk ke sana berpindah
Da’im[19] dan ka’im[20] jangan berubah
Khalak[21] di sana dengan la ilaha ‘il Allah

La ilaha ‘il Allah jangan kaulalaikan
Siang dan malam jangan kausunyikan
Selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan rasul juga yang menyampaikan

La ilaha ‘il Allah itu kata yang teguh
Memadamkan cahaya sekalian rusuh
Jin dan setan sekalian musuh
Hendak membawa ia bersungguh-sungguh

La ilaha ‘il Allah itu kesudahan kata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan Tuhan tiada berbeda[22]

La ilaha ‘il Allah itu daerah mengintai
Medan yang qadim[23] daerah berdamai
Wujud Allah terlalu bitai[24]
Siang dan malam jangan bercerai

La ilaha ‘il Allah itu daerah musyahadah
Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnakan jalan iman yang mudah
Pertemuan Tuhan terlalu susah

Untuk memudahkan anda mengetahui syair pesan yang tersirat Hamzah Fansuri dan maknanya berikut yaitu keterangan kata-kata Melayu Lama dan Arab:

1. Rencam = kacau
2. Ba’id = jauh
3. Cabuh = ribut
4. Selebu = samudra
5. Laut Silan perumpamaan bagi Wujud Ketuhanan yang tidak terhingga
6. al-kahhar = berkuasa
7. Sengkar = balok, papan pelampung
8. Musyahadah = penyaksian Tuhan
9. Azamah = hebat, dahsyat
10. Muhit = meliputi, maha luas
11. Na`am = pengakuan, pengiyaan
12. Taharat = penyucian
13. Istinja` = bersuci
14. Kamal = sempurna
15. Istighfar = permohonan ampunan
16. Tam’ah = loba, rakus, tamak
17. Mamang = kabur, bingung
18. Teks orisinil terhapus
19. Da’im = kekal, senantiasa
20. Ka`im = teguh, kokoh
21. Khalaq = makhluq, yang dicipta
22. Maksudnya kehendak hamba-Nya tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan sebagaimana diperintahkan dalam agama
23. Qadim = kekal
24. Bitai = gaib

Makna Syair Perahu Hamzah Fansuri
Syair bahtera menggambarkan insan yang diibaratkan bahtera yang mengarungi lautan dengan menghadapi segala macam rintangan. Berbagai rintangan hidup dalam mengarungi lautan tersebut harus dihadapi dengan tauhid dan ma'rifat kepada Allah.

  • Syair Romantis atau Syair Cinta

Syair romantis berisi perihal percintaan, pelipur lara, kisah rakyat. Contohnya syair Bidasari yang menceritakan seorang putri raja yang dilahirkan kemudian dibuang, sesudah beberapa usang dicari oleh Putra Bangsawan yang tidak lain yaitu saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah berbuat dosa alasannya membuang Bidasari. Pertemuan terjadi. Akhirnya, Bidasari memaafkan ibunya yang menyesal telah membuang anak sendiri.

#Contoh Syair Romantis atau Syair Cinta
Contoh syair Bidasari yang merupakan salah satu pola syair romantis atau syair cinta.

Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat

Ada raja sebuah negeri
Sutan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpahkan pada dagang biaperi

Kabar orang empunya termasa
Baginda itulah rasa perkasa
Tiada ia merasai sengsara
Entah kepada esok dan lusa

Seri paduka Sultan bestari
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah puteri permaisuri

Demi ditentang duli mahkota
Mungkinlah hati bertambah cinta
Laksana menerima bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan
Senantiasa di bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan takhta kerajaan.
.......
Potongan syair Bidasari

Untuk memudahka anda memahami makna syair Bidasari di atas, berikut makna beberapa kata-kata di dalam syair tersebut.

1. Biaperi: saudagar (orang Hindu)
2. Termasa: tamasya

Makna Syair Bidasari
Tema syair Bidasari yaitu perihal kasih sayang. Syair Bidasari menceritakan seorang putri raja yang dilahirkan (dibuang) sesudah beberapa usang dicari oleh Putra Bangsawan yang tidak lain saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya yang telah berbuat dosa alasannya membuang Bidasari. Pertemuan pun terjadi yang pada alhasil Bidasari pun memaafkan ibunya.

Pesan yang ingin disampaikan syair Bidasari yaitu kita harus selalu memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita.

  • Syair Kiasan

Syair kiasan ini berisi perihal kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan yang semuanya itu hanyalah simbolik yang terkandung di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada kejadian tertentu. 

Contoh syair Burung Pungguk yang mengandung kisah perihal suatu percintaan yang gagal jawaban perbedaan kedudukan atau derajat mirip pungguk merindukan bulan. Hal tersebut ditujukan kepada seorang cowok yang merindukan gadis yang tinggi derajatnya, terlukiskan oleh burung Pungguk yang jatuh hati kepada Putri Bulan yang menolak cinta Burung Pungguk, kemudian hanya sanggup memandang Putri Bulan dari kejauhan.

#Contoh Syair Kiasan
Contoh Syair Burung Pungguk merupakan salah satu pola syair kiasan. Berikut cuilan syair Burung Pungguk.

Syair Burung Pungguk

Dengarlah Tuan mula rencana
Disuratkan oleh dagang yang hina
Karangan janggal banyak tak kena
Daripada paham belum sempurna

Daripada hari sangatlah morong
Dikarang syair seekor burung
Sakitnya kasih sudah terdorong
Gila merawan segenap lorong

Pertama mula pungguk merindu
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Hatinya rawan bercampur pilu
Seperti diiris dengan sembilu

Pungguk bermadah seraya merawan
Wahai bulan, terbitlah Tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelalah awan

.......

  • Syair Sejarah

Syair sejarah yaitu syair yang berdasarkan kejadian sejarah terpenting perihal peperangan. 

Contoh syair perang Makassar yang duhulu berjulukan syair Sipelman yaitu sejarah yang berisi perang antara orang Makassar dan orang Belanda.

Syair Perang Mengkasar

Bismiâllah itu suatu firman
Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman

Rahman itu sifat
Tiada bercerai dengan kunhi zat
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat

Rahim itu sifat yang sedia
Wajiblah kita kepadanya percaya
Barang siapa yang menerima dia
Dunia alam abadi tiada berbahaya

Al-hamduliâllah tahmid yang ajla
Nyatanya dalam kalam Allah ala
Madah terkhusus bagi hak taâ ala
Sebab itulah dikarang oleh wali Allah

Setelah sudah selesai pujinya
Salawat pula akan nabi-Nya
Di sanalah asal mula tajallinya
Kesudahan daerah turun wahyunya

Muhammad itu nabi yang khatam
Mengajak ke hadrat rabbi al-alam
Sesungguhnya dahulu nyatanya (kelam)
Dari pada pancarnya sekalian alam

Salawat itu masyhur lafaznya
Telah termazhur pada makhluknya
Allahumma salliâalaihi akan agamanya
Di sanalah konkret sifat jamalnya

Tuanku sultan yang amat sakti
Akan Allah dan rasul sangatlah bakti
Suci dan nrimo di dalam hati
Seperti air ma’al-hayati.

Daulatnya bukan barang-barang
Seperti manikam yang sudah di karang
Jikalau dihadap sengala hulubalang
Cahaya durjanya gilang gemilang

Raja berani sangatlah bertuah
Hukumannya ‘adil kalbunya murah
Segenap tahun zakat dan fitrah
Fakir dan miskin sekalian limpah

Sultan di Goa raja yang sabar
Berbuat ‘ibadat terlalu gemar
Menjauhi nahi mendekatkan amar
Kepada pendeta baginda belajar.

Baginda raja yang amat elok
Serasi dengan adinda di telo’
Seperti embun yang sangat sejuk
Cahayanya limpah pada segala makhluk

Tiadalah habis gharib kata
Sempurnalah baginda menjadi sultan
Dengan saudaranya yang sangat berpatutan
Seperti emas mengikat intan

Bijaksana sekali berkata-kata
Sebab berkapit dengan pendeta
Jikalau mendengar khabar berita
Sadarlah baginda benar dan dusta

Kekal ikrar apalah tuanku
Seperti air zamzam di dalam sangku
Barang kehendak sekalian berlaku
Tenteranya banyak bersuku-suku

Patik persembahkan suatu rencana
Mohon ampun dengan karunia
Aturnya janggal banyak ta’kena
Karena ‘akalnya belum sempurna

Mohonkan ampun gharib yang fakir
Memcatatkan asma di dalam sya’ir
Maka patik pun berbuat sindir
Kepada negeri abnormal supaya lahir

Tuanku ampun fakir yang hina
Sindirnya tidak betapa bena
Menyatakan asma raja yang ghana
Supaya tentu pada segala yang bijaksana

Maka patik berani berdatang sembah
Harapkan ampun karunia yang limpah
Tuanku ampuni hamba Allah
Karena aurnya banyak yang salah

Tamatlah sudah memuji sultan
Tersebutlah perkataan Welanda syaitan
Kornilis Sipalman penghulu kapitan
Raja Palakka jadi panglima

Demikian asal mula pertama
Welanda dan Bugis bersama-sama
Kornilis Sipalman ternama
Raja Palakka menjadi panglima

Berkampunglah Welanda sekalian jenis
Berkatalah Jendral Kapitan yang bengis
Jikalau alah Mengkasar nin habis
Tunderu’ kelak raja di Bugis

Setelah didengar oleh si Tunderu’
Kata jenderal Welanda yang mabuk
Berbangkitlah ia yang duduk
Betalah kelak di medan mengamuk

Akan cakap Bugis yang dusta
Sehari kubedil robohlah kota
Habis kuambil segala harta
Perempuan yang baik bahagian beta

Jika sudah kita alahkan
Segala hasil beta persembahkan
Perintah negeri kita serahkan
Kerajaan di bone’Tunderu’ pohonkan

Setelah didengar oleh jenderal
Cakap Tunderu’ orang yang bebel
Disuruhnya berlengkap segala kapal
Seorang kapitan dijadikan amiral

Putuslah sudah segala musyawarat
Welanda dan bugis membawa alat
Beberapa senapang dengan bangat
Sekalian soldadu di dalam surat.

Tujuh ratus enam puluh soldadu yang muda-muda
Memakai kamsol cara Welanda
Rupanya perilaku mirip Garuda
Bermuatlah ke kapal barang yang ada

Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar

Di laut Barombong kapal berlabuh
Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang tiba menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh

Pada sangkanya Bugis dan Welanda
Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada

Segala ra’yat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat

Daeng dank are masuk ke dalam
Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam
Menantikan titah Syahi ‘alam

Akan titah baginda sultan
Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan

Menyahut baginda Karaeng Ketapang
Karaeng we jangan hatimu bimbang
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang

Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh mirip tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar

Bercakaplah baginda Keraeng Popo
Mencabut sunderikyang amat elok
Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
Daripada tertawan remaklah habi

Karaeng garasi’ raja yang tua
Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua

Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
Sikapnya mirip harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan

Bercakap pula Karaeng Jaranika
Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah saya memalingkan muka

Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
Kepada wanita suruh tempelak

Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk

Keraeng Balo’ raja yang muda
Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada

Akan cakap Keraeng Sanderabone
Mencabut sunderik gres dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne

Jikalau ia mau kemari
Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la'nat Allah kita tampari

Bercakap bage Keraeng Mandale
Ia berkanjar mencabut sunderik
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik

Keraeng Mamu berani sungguh
Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang daerah hambah bertutuh

  • Syair Panji

Syair panji berisi atau bercerita perihal keadaan yang terjadi dalam istana atau kerajaan, keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. 

Contohya syair Ken Tambunan yang menceritakan perihal seorang putri berjulukan Ken Tambunan yang kemudian dijadikan persembahan kepada sang Ratu Kauripan.

#Contoh Syair Panji
Syair Ken Tambunan merupakan salah satu pola syair panji.

Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Jika tuan menjadi bulan
Kakang menjadi pungguk merawan
Aria ningsun emas tempawan
Janganlah bercerai apalah tuan

Tuang laksana bunga kembang
Kakanda menjadi seekor kumbang
Tuanlah memberi kakanda bimbang
Tiadalah kasihan tuan akan abang

Jika tuan menjadi kayu rampak
Kakanda menjadi seekor merak
Tiadalah mau kakanda berjarak
Seketika pun tiada sanggup bergerak

.....

Syair Ken Tambuhan yaitu syair yang bercerita perihal puteri raja yang cantik, yang ditawan oleh raja Kuripan, dan dikurung dalam taman larangan istana. Putera raja yang berjulukan Raden Mentri kebetulan bertemu dengan Ken Tambuhan dan jatuh cinta padanya.

Ibunya yang takut puteranya akan kawin dengan orang tidak sederajat kemudian mengupah seseorang untuk membunuh Ken Tambuhan. Sang kaki tangan menyeret Ken Tambuhan ke luar kota, membunuhnya, dan meletakkannya di atas getek untuk dihanyutkan di sungai.

Raden Mentri yang menemukan mayat Ken Tambuhan kemudian bunuh diri. Para tuhan yang mengetahui kisah ini merasa iba, dan menghidupkan mereka berdua.



Penutup

Cukup sekian klarifikasi yang sanggup kami sampaikan terkait dengan 5 jenis syair dan
Delapan belas kapal yang besar
Semuanya habis menarik layer
Turunlah angin barat yang besar
Sampailah ia ke negeri Mengkasar

Di laut Barombong kapal berlabuh
Kata si Bugis nati dibunuh
Jikalau raja yang tiba menyuruh
Semuanya tangkap kita perteguh

Pada sangkanya Bugis dan Welanda
Dikatanya takut gerangan baginda
Tambahan Bugis orang yang bida’ah
Barang katanya mengada-ngada

Segala ra’yat yang melihat
Ada yang suka ada yang dahsat
Sekalian rakyat berkampung musyawarat
Masuk mengadap duli hadrat

Daeng dank are masuk ke dalam
Mengadap duli mahkota ‘alam
Berkampunglah segala kaum Islam
Menantikan titah Syahi ‘alam

Akan titah baginda sultan
Siapatah baik kita titahkan
Tanyakan kehendak Welanda syaitan
Hendak berkelahi kita lawan

Menyahut baginda Karaeng Ketapang
Karaeng we jangan hatimu bimbang
Jikalau Welanda hendak berperang
Kita kampungkan sekalian orang

Dititirlah nobat gendering pekanjar
Bunyinya gemuruh mirip tagar
Berhimpunlah ra’yat kecil dan besar
Adalah geger negeri Mengkasar

Bercakaplah baginda Keraeng Popo
Mencabut sunderikyang amat elok
Barang di mana ketumbukan si Tunderu’
Daripada tertawan remaklah habi

Karaeng garasi’ raja yang tua
Barcakap di hadapan anakanda ke dua
Barang kerja akulah bawa
Karena badanku pun sudahlah tua

Karaeng Bonto Majanang saudara Sultan
Sikapnya mirip harimau jantan
Barang ke mana patik dititahkan
Welanda dan Bugis saja kulaawan

Bercakap pula Karaeng Jaranika
Merah padam warnanya muka
Welanda Bugis anjing celaka
Haramlah saya memalingkan muka

Karaeng Panjalingang raja yang bijak
Melompat mencabut keris pandak
Jikalau undur patik nin kelak
Kepada wanita suruh tempelak

Keraeng Bonto Sunggu raja elok
Bercakap di hadapan Raja Telo’
Biarlah patik menjadi cucuk
Welanda dan Bugis saja kuamuk

Keraeng Balo’ raja yang muda
Bercakap di hadapan paduka kakanda
Jikalau sekadar Bugis dan Welanda
Barang dititahkan patiklah ada

Akan cakap Keraeng Sanderabone
Mencabut sunderik gres dicanai
Jikalau sekadar Sopeng dan Bone
Tambah lagi Sula’ dengan Burne

Jikalau ia mau kemari
Sekapur sirih ia kuberi
Jikalau Allah sudah memberi
Si la'nat Allah kita tampari

Bercakap bage Keraeng Mandale
Ia berkanjar mencabut sunderik
Berdiri melompat seraya bertempik
Barang di mana dititahkan patik

Keraeng Mamu berani sungguh
Bercakap dengan kata yang teguh
Jikalau patik bertemu musuh
Pada barang daerah hambah bertutuh

  • Syair Panji

Syair panji berisi atau bercerita perihal keadaan yang terjadi dalam istana atau kerajaan, keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. 

Contohya syair Ken Tambunan yang menceritakan perihal seorang putri berjulukan Ken Tambunan yang kemudian dijadikan persembahan kepada sang Ratu Kauripan.

#Contoh Syair Panji
Syair Ken Tambunan merupakan salah satu pola syair panji.

Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir

Jika tuan menjadi bulan
Kakang menjadi pungguk merawan
Aria ningsun emas tempawan
Janganlah bercerai apalah tuan

Tuang laksana bunga kembang
Kakanda menjadi seekor kumbang
Tuanlah memberi kakanda bimbang
Tiadalah kasihan tuan akan abang

Jika tuan menjadi kayu rampak
Kakanda menjadi seekor merak
Tiadalah mau kakanda berjarak
Seketika pun tiada sanggup bergerak

.....

Syair Ken Tambuhan yaitu syair yang bercerita perihal puteri raja yang cantik, yang ditawan oleh raja Kuripan, dan dikurung dalam taman larangan istana. Putera raja yang berjulukan Raden Mentri kebetulan bertemu dengan Ken Tambuhan dan jatuh cinta padanya.

Ibunya yang takut puteranya akan kawin dengan orang tidak sederajat kemudian mengupah seseorang untuk membunuh Ken Tambuhan. Sang kaki tangan menyeret Ken Tambuhan ke luar kota, membunuhnya, dan meletakkannya di atas getek untuk dihanyutkan di sungai.

Raden Mentri yang menemukan mayat Ken Tambuhan kemudian bunuh diri. Para tuhan yang mengetahui kisah ini merasa iba, dan menghidupkan mereka berdua.



Penutup

Cukup sekian klarifikasi yang sanggup kami sampaikan terkait dengan 5 jenis syair dan pola contoh syair tiap jenis syair yang ada.

Semoga dengan membaca artikel ini, anda akan lebih paham mengenai contoh-contoh syair yang merupakan salah satu bentuk puisi usang yang pernah hidup dan populer di Indonesia dan di kebudayaan Melayu. 

Related Post