Kazeb - Ketika pikiran kalut, hati gelisah, tidak mempunyai kegunaan semua saran dan nasihat. Dunia seolah tak berwarna lagi. Kegagalan demi kegagalan, kepahitan demi kepahitan yang dilalui menciptakan hati semakin rapuh.
Berharap akan adanya pelangi sesudah mendung yang panjang hanya semakin membebani hatimu.
Seringkali kita mengharapkan sentuhan ruhani yang bisa meredam kagelisahan di hati
Kepahitan, satu demi satu bertumpuk menjadi bukit yang memenuhi ruang hati, saat mau diceritakan tak jarang air mata lebih suka mendahului.
Siapa pun yang sedang dalam kondisi ini, lepaskan lah dirimu, jangan mengekangnya pada apa yang kau inginkan.
Biarkan beliau mengalir mereguk pesan yang tersirat dari manisnya madu dan pahitnya empedu. Namun jangan biarkan dirimu hampa, kenalkan ia pada Ruh yang Maha Penyembuh, yang Menyentuh Hati yang Rapuh.
Dialah Allah, dengan sifat-sifat ketuhanan yang purna.
Dialah yang wajib disembah; Yang pemula dan azali (tanpa permulaan);
Yang utama tanpa pemberian siapa pun; Yang kekal dan infinit tanpa batas akhir;
Yang mempunyai keutamaan berupa ampunan, kebaikan, kecukupan, dan proteksi terhadap mahluk-Nya; Raja Yang Mahakuasa atas keberadaan semua mahluk;
Penguasa yang Mahabebas dalam melaksanakan segala urusan dengan diiringi hikmah;
Yang Mahasuci dan Maha Menciptakan dari yang tiada; Yang Mahasuci – terpuji dan selalu dipuji hamba-hamba-Nya dengan banyak sekali bahasa; Maha penyelamat insan yang bertobat;
Tempat bergantung bagi orang-orang yang tidak menyerupakan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Allah Taala Mahakaya dari perubahan dan intervensi apa pun alasannya yaitu tidak terhimpun oleh apa pun. Dia Mahakuasa dan Maha Pengatur, yang menguasai langit dan bumi.
Yang Maha Esa dan tiada tandingan dalam kerajaan dan perbuatan-Nya. Yang Mahasatu dan tiada yang sebanding dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Maha tunggal yang tiada tersemai dalam keagungan-Nya.
Allah SWT sanggup menyaksikan apa pun yang tersembunyi dalam lipatan langit dan bumi, alasannya yaitu ilmu dan pengelihatan-Nya menjangkau hal-hal yang positif dan gaib.
Dia Maha Mendengar tanpa alat telinga apa pun. Dia Melihat tanpa alat pengelihatan apa pun. Dia Maha Tersembunyi, Mahakekal dan Mahamemaksa. Akal insan tidak bisa mendekati kesembunyian-Nya dan kekekalan-Nya.
Dia memaksa jagat raya—termasuk manusia—untuk melaksanakan apa pun yang dikehendaki-Nya. Dia menebarkan rahmat dan pesan yang tersirat pada semesta alam.
Ini yaitu pendahuluan dalam buku Terapi Menyucikan Hati yang dikarang oleh Abd Al-Aziz Al-Darini (2008, hal 7-14), syaikh – sufi kurun ke-7 hijriah.
Dalam kalimat pendahuluan ini melalui mata dan pikiran saat membacanya, kita berusaha mengenali Dia. Allah SWT—sang Ruh yang Maha Penyembuh.
Sedalam apa pun kepahitan yang tertumpuk kemudian tersembunyi didalam hatimu yang hampa, Allah bisa menyemtuhnya dengan sentuhan yang lembut namun kuat—Dia bisa menenankannya untukmu, Allah Maha Membolak-Balikan hati.
Penulis : Santi Rizki
Sumber https://www.kazeb.id/
Berharap akan adanya pelangi sesudah mendung yang panjang hanya semakin membebani hatimu.
Seringkali kita mengharapkan sentuhan ruhani yang bisa meredam kagelisahan di hati
Kepahitan, satu demi satu bertumpuk menjadi bukit yang memenuhi ruang hati, saat mau diceritakan tak jarang air mata lebih suka mendahului.
Siapa pun yang sedang dalam kondisi ini, lepaskan lah dirimu, jangan mengekangnya pada apa yang kau inginkan.
Biarkan beliau mengalir mereguk pesan yang tersirat dari manisnya madu dan pahitnya empedu. Namun jangan biarkan dirimu hampa, kenalkan ia pada Ruh yang Maha Penyembuh, yang Menyentuh Hati yang Rapuh.
Dialah Allah, dengan sifat-sifat ketuhanan yang purna.
Dialah yang wajib disembah; Yang pemula dan azali (tanpa permulaan);
Yang utama tanpa pemberian siapa pun; Yang kekal dan infinit tanpa batas akhir;
Yang mempunyai keutamaan berupa ampunan, kebaikan, kecukupan, dan proteksi terhadap mahluk-Nya; Raja Yang Mahakuasa atas keberadaan semua mahluk;
Penguasa yang Mahabebas dalam melaksanakan segala urusan dengan diiringi hikmah;
Yang Mahasuci dan Maha Menciptakan dari yang tiada; Yang Mahasuci – terpuji dan selalu dipuji hamba-hamba-Nya dengan banyak sekali bahasa; Maha penyelamat insan yang bertobat;
Tempat bergantung bagi orang-orang yang tidak menyerupakan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Allah Taala Mahakaya dari perubahan dan intervensi apa pun alasannya yaitu tidak terhimpun oleh apa pun. Dia Mahakuasa dan Maha Pengatur, yang menguasai langit dan bumi.
Yang Maha Esa dan tiada tandingan dalam kerajaan dan perbuatan-Nya. Yang Mahasatu dan tiada yang sebanding dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Maha tunggal yang tiada tersemai dalam keagungan-Nya.
Allah SWT sanggup menyaksikan apa pun yang tersembunyi dalam lipatan langit dan bumi, alasannya yaitu ilmu dan pengelihatan-Nya menjangkau hal-hal yang positif dan gaib.
Dia Maha Mendengar tanpa alat telinga apa pun. Dia Melihat tanpa alat pengelihatan apa pun. Dia Maha Tersembunyi, Mahakekal dan Mahamemaksa. Akal insan tidak bisa mendekati kesembunyian-Nya dan kekekalan-Nya.
Dia memaksa jagat raya—termasuk manusia—untuk melaksanakan apa pun yang dikehendaki-Nya. Dia menebarkan rahmat dan pesan yang tersirat pada semesta alam.
Ini yaitu pendahuluan dalam buku Terapi Menyucikan Hati yang dikarang oleh Abd Al-Aziz Al-Darini (2008, hal 7-14), syaikh – sufi kurun ke-7 hijriah.
Dalam kalimat pendahuluan ini melalui mata dan pikiran saat membacanya, kita berusaha mengenali Dia. Allah SWT—sang Ruh yang Maha Penyembuh.
Sedalam apa pun kepahitan yang tertumpuk kemudian tersembunyi didalam hatimu yang hampa, Allah bisa menyemtuhnya dengan sentuhan yang lembut namun kuat—Dia bisa menenankannya untukmu, Allah Maha Membolak-Balikan hati.
Penulis : Santi Rizki