Membahas takdir jodoh berdasarkan Islam bagi sebagian orang kelihatan rumit. Ini bisa disebabkan lantaran kurang membaca atau mendengar klarifikasi yang benar atau pernah membaca klarifikasi menyerupai ini tapi apa yang dibaca bertele-tele dan bahasanya terlalu tinggi.
Berangkat dari alasan itu, kami akan berusaha menjelaskan jodoh berdasarkan Islam pilihan atau takdir secara sederhana biar praktis dimengerti. Hal ini lantaran banyaknya yang bertanya, apakah jodoh itu takdir berdasarkan Islam atau pilihan?
Berbicara perihal jodoh, insan pada umumnya berbeda pendapat. Setidaknya ada dua pemahaman yang muncul. Pertama, jodoh itu sebuah takdir artinya insan tidak bisa menentukan lantaran Allah telah menetapkan. Kedua, jodoh itu yaitu sebuah pilihan, insan mempunyai pilihan untuk menentukan jodohnya.
Dua pemahaman yang bertolak belakang inilah yang kadang membuat sebagian orang bingung, “Jodoh itu takdir atau pilihan berdasarkan Islam?”
Agar sanggup memahami konsep jodoh berdasarkan Islam, kita akan merujuk kepada dalil-dalil yang ada. Dari dalil dalil yang ada kita nantinya bisa memahami bagaimana jodoh berdasarkan Quran maupun dalam hadits.
Jika kembali kepada pengertian bahasa Indonesia, maka jodoh diartikan sebagai “pasangan yang cocok” bagi laki-laki atau wanita.
Makara mungkin pertanyaan yang lebih tepat bergotong-royong adalah, apakah suami atau isteri kita nantinya sudah ditakdirkan/ditetapkan oleh Allah swt atau insan bisa memilih?
1. Surah An Nahl ayat 72
“Allah menyebabkan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menyebabkan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu bawah umur dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Apa maksud ayat tersebut di atas?
Redaksi ayat yang artinya “Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri” maksudnya adalah: Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri.
Hal ini sebagaimana klarifikasi Imam Ibn Katsir, terkait ayat di atas.
Allah swt menyebutkan nikmat-nikmatNya atas hambaNya, bahwa Dia telah membuat bagi mereka dari diri-diri mereka isteri-isteri dari jenis dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan isteri-isteri mereka tersebut dari jenis lain, pasti tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah swt membuat keturunan Adam (dalam bentuk) laki-laki dan perempuan, dan menyebabkan yang perempuan sebagai pasangan bagi yang laki-laki. (Tafsir Ibn Katsir, vol IV, hlm 586).
2. Surah Ar Rum ayat 21
“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)
Terus, dalil yang di atas apa maksudnya?
Perlu diketahui bahwa Allah swt telah membuat ibunda Hawa’ dari serpihan badan nabi Adam as yaitu tulang rusuk sebelah kiri, dan sekaligus Allah swt menetapkannya sebagai jodoh (red: pasangan hidup) beliau.
Hanya saja, tidak berarti setiap perempuan yang tiba berikutnya juga diciptakan dari hal serupa, sehingga menganggap pasangan atau jodoh mereka yaitu laki-laki pemilik tulang rusuk yang darinya mereka diciptakan. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi pada Hawa’, berdasarkan ayat:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah membuat kau dari seorang diri, dan dari padanya Allah membuat isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kau saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) relasi silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1).
Nah, hingga pada serpihan ini yakni dari dali ayat Quran sanggup kita pahami bahwa takdir dan jodoh berdasarkan Islam itu yaitu sebuah pilihan bagi anak cucu Adam.
Orang yang memahami jodoh itu ditakdirkan atau dipilih oleh Allah SWT beranggapan lantaran memahami hadist perihal ajal, rezeki, amal perbuatan, dan senang atau sengsara di dunia tidak disebutkan di situ ketetapan jodoh atau pasangan.
”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) menyerupai itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) menyerupai itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya..." [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
1. Anjuran Menikah bagi yang Mampu dan Larangan Hidup Membujang
Berikut yaitu dalil yang memperlihatkan bahwa jodoh (pasangan hidup) yaitu masalah ikhtiyari (pilihan manusia), bukan merupakan qadha’ (takdir) Allah swt, kecuali pasangan Adam as dan Hawa di atas.
Nikah yaitu amal shalih, syara’ memerintahkan kepadanya dan melarang dari ber-tabattul (sengaja membujang selamanya)
Dari Ubaid bin Sa’ad, Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang menyukai fitrahku hedaknya ia bersunnah dengan sunnahku, dan termasuk sunnahku yaitu menikah.” (HR. Abu Ya’la – Husain Salim Asad: rijalnya terpercaya)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw bersabda: “Wahai para pemuda, siapa-siapa di antara kalian yang bisa ba’ah (memberi daerah tinggal) hendaknya ia menikah, sungguh nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan siapa-siapa yang belum bisa ba’ah maka hendaknya ia berpuasa, sungguh puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (Muttafaq ‘Alayh – lafazh milik Muslim)
2. Memilih Jodoh dengan Beberapa Kriteria: Memilih Karena Agama Diutamakan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Seorang perempuan itu dinikahi lantaran empat perkara: lantaran hartanya, lantaran garis keturunannya, lantaran kecantikannya, dan lantaran agamanya. Pilihlah yang baik agamanya maka engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini termasuk dalam hadist perihal jodoh yang sering kita dengar. Secara terang bahwa dalam menentukan jodoh terdapat beberapa pertimbangan, sedangkan jodoh dalam Islam diutamakan menentukan berdasarkan kebaikan agamanya.
3. Anjuran Memilih Wanita yang Subur lagi Penyayang
Dari Anas bin Malik ra; yaitu Rasulullah saw memerintahkan untuk ba’ah (kemampuan memberi daerah tinggal) dan melarang perbujangan dengan larangan yang keras, Beliau bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (karena) saya akan melebihi para nabi (jumlah umatnya) di hari selesai zaman kelak.” (HR. Ahmad bin Hambal – Syu’aib Al-Arna’uth: sanadnya kuat)
4. Adanya Ajaran Poligami
Islam juga mengatur perihal poligami, seorang suami boleh mempunyai lebih dari satu istri dan maksimal mempunyai 4 orang istri.
Andai jodoh (pasangan hidup) itu sudah ditetapkan (ditakdirkan) Allah SWT, maka logikanya tiap orang hanya mempunyai satu jodoh saja. Anggaplah kalau ia berpoligami, maka sama saja ia mengambil jodoh orang lain. Atau anggapan lain, kalau seorang laki-laki contohnya sudah ditetapkan, ditentukan (ditakdirkan) Allah mempunyai 4 jodoh (pasangan hidup) sekaligus, maka kalau seorang suami tidak berpoligami sama saja artinya akan ada tiga perempuan yang tidak mempunyai jodoh nantinya.
Makara dengan melihat pada anutan bolehnya berpoligami ini menunjukan bahwa jodoh merupakan pilihan manusia, bukan sebuah takdir.
“dan kalau kau takut tidak akan sanggup Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kau mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kau senangi : dua, tiga atau empat. kemudian kalau kau takut tidak akan sanggup Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kau miliki. yang demikian itu yaitu lebih bersahabat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa [4]: 3)
5. Bolehnya Menikah Lagi Jika Suami atau Istri Meninggal
Bolehnya seseorang menikah lagi kalau si suami atau si istri meninggal dunia menunjukan bahwa jodoh (pasangan) itu merupakan sebuah pilihan.
Karena, kalau jodoh itu telah ditetapkan oleh Allah SWT maka tentunya hanya akan ada satu pilihan bagi laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati oleh istri atau suaminya yakni, dihentikan menikah lagi lantaran jodohnya sudah “habis”.
Oleh alasannya itu, setiap muslim dan muslimah yang ingin menentukan dan mencari jodoh sebagai pasangan hidup harus memperhatikan hal-hal berikut:
Semoga bahasan kami bisa dipahami ya. Dari sini anda bergotong-royong akan sadar dan paham mengapa contohnya seorang suami dan istri yang telah usang menikah bisa bercerai dan kemudian memutuskan menikah lagi atau kenyataan pergaulan dewasa yang pacaran udah bertahun tahun kemudian kandas.
Anda mau tahu bagaimana 11 ciri-ciri atau gejala jodoh terhadap seseorang, silahkan cek disini.
Demikianlah, semoga dalam mencari jodoh atau pasangan kita bisa mengikuti petunjuk di dalam Islam dan menghindari cara yang salah dalam meraih jodoh.
Berangkat dari alasan itu, kami akan berusaha menjelaskan jodoh berdasarkan Islam pilihan atau takdir secara sederhana biar praktis dimengerti. Hal ini lantaran banyaknya yang bertanya, apakah jodoh itu takdir berdasarkan Islam atau pilihan?
Berbicara perihal jodoh, insan pada umumnya berbeda pendapat. Setidaknya ada dua pemahaman yang muncul. Pertama, jodoh itu sebuah takdir artinya insan tidak bisa menentukan lantaran Allah telah menetapkan. Kedua, jodoh itu yaitu sebuah pilihan, insan mempunyai pilihan untuk menentukan jodohnya.
Dua pemahaman yang bertolak belakang inilah yang kadang membuat sebagian orang bingung, “Jodoh itu takdir atau pilihan berdasarkan Islam?”
Agar sanggup memahami konsep jodoh berdasarkan Islam, kita akan merujuk kepada dalil-dalil yang ada. Dari dalil dalil yang ada kita nantinya bisa memahami bagaimana jodoh berdasarkan Quran maupun dalam hadits.
Takdir Jodoh Menurut Islam
Secara umum, tidak ada kata jodoh dalam Islam. Di dalam Quran hanya dikenal kata pasangan yang merujuk kepada suami atau istri.Jika kembali kepada pengertian bahasa Indonesia, maka jodoh diartikan sebagai “pasangan yang cocok” bagi laki-laki atau wanita.
Makara mungkin pertanyaan yang lebih tepat bergotong-royong adalah, apakah suami atau isteri kita nantinya sudah ditakdirkan/ditetapkan oleh Allah swt atau insan bisa memilih?
Tempatkan Dalil Ayat Quran Sesuai Maksudnya
Orang yang memahami bahwa jodohnya yaitu takdir – sudah ditetapkan oleh Allah – menganggap bahwa dalil ayat Quran perihal jodoh yaitu sebagai berikut.1. Surah An Nahl ayat 72
“Allah menyebabkan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menyebabkan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu bawah umur dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)
Apa maksud ayat tersebut di atas?
Redaksi ayat yang artinya “Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri” maksudnya adalah: Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri.
Hal ini sebagaimana klarifikasi Imam Ibn Katsir, terkait ayat di atas.
Allah swt menyebutkan nikmat-nikmatNya atas hambaNya, bahwa Dia telah membuat bagi mereka dari diri-diri mereka isteri-isteri dari jenis dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan isteri-isteri mereka tersebut dari jenis lain, pasti tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah swt membuat keturunan Adam (dalam bentuk) laki-laki dan perempuan, dan menyebabkan yang perempuan sebagai pasangan bagi yang laki-laki. (Tafsir Ibn Katsir, vol IV, hlm 586).
2. Surah Ar Rum ayat 21
“Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)
Terus, dalil yang di atas apa maksudnya?
Perlu diketahui bahwa Allah swt telah membuat ibunda Hawa’ dari serpihan badan nabi Adam as yaitu tulang rusuk sebelah kiri, dan sekaligus Allah swt menetapkannya sebagai jodoh (red: pasangan hidup) beliau.
Hanya saja, tidak berarti setiap perempuan yang tiba berikutnya juga diciptakan dari hal serupa, sehingga menganggap pasangan atau jodoh mereka yaitu laki-laki pemilik tulang rusuk yang darinya mereka diciptakan. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi pada Hawa’, berdasarkan ayat:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah membuat kau dari seorang diri, dan dari padanya Allah membuat isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kau saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) relasi silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1).
Nah, hingga pada serpihan ini yakni dari dali ayat Quran sanggup kita pahami bahwa takdir dan jodoh berdasarkan Islam itu yaitu sebuah pilihan bagi anak cucu Adam.
Dalil Hadits
Hadist perihal jodoh malahan tidak memperlihatkan bahwa jodoh atau pasangan hidup kita nantinya juga telah ditetapkan, ditakdirkan dan tidak ada campur tangan insan memilihOrang yang memahami jodoh itu ditakdirkan atau dipilih oleh Allah SWT beranggapan lantaran memahami hadist perihal ajal, rezeki, amal perbuatan, dan senang atau sengsara di dunia tidak disebutkan di situ ketetapan jodoh atau pasangan.
”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) menyerupai itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) menyerupai itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya..." [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
Islam Memberikan Pilihan bagi Manusia Memilih Jodohnya
Konsep jodoh berdasarkan Islam ternyata memperlihatkan pilihan bagi insan untuk menentukan jodohnya. Hal ini setidaknya bisa kita pahami berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam sebagai berikut ini.1. Anjuran Menikah bagi yang Mampu dan Larangan Hidup Membujang
Berikut yaitu dalil yang memperlihatkan bahwa jodoh (pasangan hidup) yaitu masalah ikhtiyari (pilihan manusia), bukan merupakan qadha’ (takdir) Allah swt, kecuali pasangan Adam as dan Hawa di atas.
Nikah yaitu amal shalih, syara’ memerintahkan kepadanya dan melarang dari ber-tabattul (sengaja membujang selamanya)
Dari Ubaid bin Sa’ad, Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang menyukai fitrahku hedaknya ia bersunnah dengan sunnahku, dan termasuk sunnahku yaitu menikah.” (HR. Abu Ya’la – Husain Salim Asad: rijalnya terpercaya)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah saw bersabda: “Wahai para pemuda, siapa-siapa di antara kalian yang bisa ba’ah (memberi daerah tinggal) hendaknya ia menikah, sungguh nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan siapa-siapa yang belum bisa ba’ah maka hendaknya ia berpuasa, sungguh puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (Muttafaq ‘Alayh – lafazh milik Muslim)
2. Memilih Jodoh dengan Beberapa Kriteria: Memilih Karena Agama Diutamakan
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: “Seorang perempuan itu dinikahi lantaran empat perkara: lantaran hartanya, lantaran garis keturunannya, lantaran kecantikannya, dan lantaran agamanya. Pilihlah yang baik agamanya maka engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Anjuran Memilih Wanita yang Subur lagi Penyayang
Dari Anas bin Malik ra; yaitu Rasulullah saw memerintahkan untuk ba’ah (kemampuan memberi daerah tinggal) dan melarang perbujangan dengan larangan yang keras, Beliau bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (karena) saya akan melebihi para nabi (jumlah umatnya) di hari selesai zaman kelak.” (HR. Ahmad bin Hambal – Syu’aib Al-Arna’uth: sanadnya kuat)
4. Adanya Ajaran Poligami
Islam juga mengatur perihal poligami, seorang suami boleh mempunyai lebih dari satu istri dan maksimal mempunyai 4 orang istri.
Andai jodoh (pasangan hidup) itu sudah ditetapkan (ditakdirkan) Allah SWT, maka logikanya tiap orang hanya mempunyai satu jodoh saja. Anggaplah kalau ia berpoligami, maka sama saja ia mengambil jodoh orang lain. Atau anggapan lain, kalau seorang laki-laki contohnya sudah ditetapkan, ditentukan (ditakdirkan) Allah mempunyai 4 jodoh (pasangan hidup) sekaligus, maka kalau seorang suami tidak berpoligami sama saja artinya akan ada tiga perempuan yang tidak mempunyai jodoh nantinya.
Makara dengan melihat pada anutan bolehnya berpoligami ini menunjukan bahwa jodoh merupakan pilihan manusia, bukan sebuah takdir.
“dan kalau kau takut tidak akan sanggup Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kau mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kau senangi : dua, tiga atau empat. kemudian kalau kau takut tidak akan sanggup Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kau miliki. yang demikian itu yaitu lebih bersahabat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa [4]: 3)
5. Bolehnya Menikah Lagi Jika Suami atau Istri Meninggal
Bolehnya seseorang menikah lagi kalau si suami atau si istri meninggal dunia menunjukan bahwa jodoh (pasangan) itu merupakan sebuah pilihan.
Karena, kalau jodoh itu telah ditetapkan oleh Allah SWT maka tentunya hanya akan ada satu pilihan bagi laki-laki atau perempuan yang ditinggal mati oleh istri atau suaminya yakni, dihentikan menikah lagi lantaran jodohnya sudah “habis”.
Sikap Kita terhadap Jodoh
Dari dalil – dalil yang ada, kita bisa mengetahui bahwa jodoh berdasarkan Islam merupakan sebuah pilihan. Jodoh bukan sebuah takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT, insan bebas menentukan dengan siapa dia akan menikah.Oleh alasannya itu, setiap muslim dan muslimah yang ingin menentukan dan mencari jodoh sebagai pasangan hidup harus memperhatikan hal-hal berikut:
- Memilih pasangan berdasarkan kriteria yang diutamakan Islam yakni yang baik agamanya.
- Jika sudah kemampuan menikah, maka segeralah untuk menikah. Menikah yaitu sunnah baginda Rasulullah Muhammad SAW, larangan untuk hidup membujang dan kegembiraan Rasulullah SAW kalau mempunyai ummat yang banyak di Yaumil Akhir.
- Menjaga diri dari kemaksiatan sebelum masa bertemu dengan jodoh (pasangan) itu datang. Menjaga diri dari kemaksiatan termasuk zina dan pacaran merupakan cara untuk memantaskan diri. Ingat bahwa jodoh yang baik hanya akan didapatkan kalau kita berusaha menjadi lebih baik terlebih dahulu.
- Senantiasa berharap kepada Allah, berdoa kepadanya dengan doa meminta jodoh, dan berpikir positif dengan keadaan yang ada.
- Bagi perempuan muslimah, tidak ada larangan dalam Islam bahwa perempuan yang terlebih dahulu menyatakan maksud atau melamar kepada laki-laki yang dianggapnya baik sesuai dengan poin pertama di atas.
Kesimpulan:
Berdasarkan apa yang telah kita bahas di atas mengenai takdir jodoh berdasarkan Islam, maka sanggup kita menyimpulkan beberapa hal, diantaranya:- Jodoh atau pasangan hidup berupa suami atau istri merupakan hal yang bisa dipilih oleh manusia.
- Jodoh yang telah ditakdirkan atau dengan kata lain telah ditetapkan oleh Allah berdasarkan dalil yang ada memperlihatkan itu berlaku pada nabi Adam dan istrinya.
- Membahas jodoh berdasarkan Islam, kita harus merujuk kepada dalil yang ada disertai dengan klarifikasi dan pembahasan dari hadist, para andal tafsir dan pendapat para ulama.
- Manusia bebas boleh menentukan jodohnya, oleh alasannya itu insan harus berusaha mencari jodoh yang terbaik. Jodoh yang baik tidak berarti mencari orang yang sempurna. Jodoh yang baik yaitu jodoh yang sesuai dengan tawaran Islam yakni yang baik pemahaman agamanya.
- Di hari kiamat, insan akan bertanggung jawab terhadap pilihan jodohnya (pasangan) di dunia. Oleh alasannya itu seorang suami harus membimbing dengan baik istrinya. Sebaliknya istri harus taat kepada suami selama bukan dalam hal kemaksiatan.
- Bagi yang belum menikah atau bertemu dengan jodohnya maka perlu khawatir. Tetap berusaha mencari jodoh yang baik, berpikir positif, berprasangka yang baik kepada Allah, tetap berharap dan bersemangat, perbaiki diri, perluas pergaulan, dan tetap berdoa kepada Allah dengan doa minta jodoh.
- Jangan lantaran khawatir dengan jodoh, kita mengambil cara-cara yang tidak dibenarkan dalam Islam untuk mendapat jodoh menyerupai dengan berpacaran. Islam mengajarkan kita untuk berta’aruf untuk mengenal calon pasangan. Pelajari cara-cara berta’aruf yang benar dalam Islam.
Semoga bahasan kami bisa dipahami ya. Dari sini anda bergotong-royong akan sadar dan paham mengapa contohnya seorang suami dan istri yang telah usang menikah bisa bercerai dan kemudian memutuskan menikah lagi atau kenyataan pergaulan dewasa yang pacaran udah bertahun tahun kemudian kandas.
Anda mau tahu bagaimana 11 ciri-ciri atau gejala jodoh terhadap seseorang, silahkan cek disini.
Demikianlah, semoga dalam mencari jodoh atau pasangan kita bisa mengikuti petunjuk di dalam Islam dan menghindari cara yang salah dalam meraih jodoh.