Berikut 8 Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri
1. Memperbanyak Takbir
Kita diperintahkan untuk mensyukuri puasa ramadhan yang telah tepat dengan memperbanyak takbir. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kau mencukupkan bilangannya dan hendaklah kau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kau bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).
Dalam suatu riwayat juga disebutkan,
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ المصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri sambil bertakbir hingga di lapangan dan hingga shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, dia berhenti dari bertakbir.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2. Hadits ini mursal dari Az-Zuhri namun mempunyai penguat yang sanadnya bersambung. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 171. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa riwayat ini shahih)
Dari dua dasar diatas, berarti takbir Idul Fithri dimulai semenjak bulan Ramadhan (malam Idul Fithri) hingga imam tiba untuk shalat ‘ied.
2. Mandi sebelum berangkat shalat Id
"Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari kalau kau mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani menyampaikan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
Ada riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
"Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang." (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)
3. Berhias diri dan menggunakan pakaian yang terbaik
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)
Ada juga riwayat dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا لِلْعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai jubah khusus yang dia gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, 1765)
Aturan berpenampilan menarik di hari raya idul fitri ini berlaku untuk pria. Sedangkan untuk wanita, lebih kondusif baginya untuk tidak menampakkan kecantikannya di hadapan laki-laki lain.
4. Memakai minyak wangi
Memakai minyak basi juga merupakan salah satu sunnah khususnya ketika menghadiri shalat Idul Fitri.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk menggunakan pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan menggunakan minyak wangi” (HR. Hakim)
5. Makan sebelum berangkat shalat Id
Disunnahkan makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri menurut hadits dari Buroidah, bahwa dia berkata:
“Rasulullah dahulu tidak keluar (berangkat) pada ketika Iedul Fitri hingga dia makan dan pada Iedul Adha tidak makan hingga dia kembali, kemudian dia makan dari sembelihan kurbannya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, sanadnya hasan).
Imam Al Muhallab menjelaskan bahwa pesan yang tersirat makan sebelum shalat ketika ‘Iedul Fitri yaitu supaya tidak ada sangkaan bahwa masih ada kewajiban puasa hingga dilaksanakannya shalat ‘Iedul Fitri. Seakan-akan Rasulullah mencegah persangkaan ini. (Ahkamul Iedain, Syaikh Ali bin Hasan).
6. Menempuh jalan yang berbeda ketika pergi dan pulang shalat Id
“Rasulullah membedakan jalan (saat berangkat dan pulang) ketika iedul fitri.” (HR. Al Bukhori).
Hikmah dari mengambil jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang ini di antaranya supaya sanggup memberi salam pada orang yang ditemui di jalan, sanggup membantu memenuhi kebutuhan orang yang ditemui di jalan, dan supaya syiar-syiar Islam tampak di masyarakat. (Ahkamul Iedain, Syaikh Ali bin Hasan).
Selain itu ketika berjalan menuju tanah lapang disunnahkan untuk bertakbir
7. Mengajak serta perempuan dan anak-anak
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِى الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ. قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ « لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami supaya mengajak serta keluar melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adha para gadis, perempuan haidh dan perempuan yang sedang dipingit. Adapun mereka yang sedang haidh tidak ikut shalat, namun turut menyaksikan kebaikan dan menyambut undangan kaum muslimin. Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab.” Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya yang mempunyai jilbab memperlihatkan kontribusi untuknya.”
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini memperlihatkan disunnahkannya perempuan untuk keluar menghadiri shalat ‘ied, baik yang gadis atau pun perempuan yang sedang dipingit.
8. Mengucapkan selamat hari raya
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, “Dahulu para sahabat Nabi shalallahu’alaihi wasallam mengucapkan ‘Taqabbalallahu minna wa minkum’ ketika saling bertemu di hari Idul Fitri.” Al-Hafidz (Ibnu Hajar) berkata wacana riwayat ini, “Sanadnya hasan.”
Ucapan selamat di hari raya bergotong-royo
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِى الْفِطْرِ وَالأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ. قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ « لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami supaya mengajak serta keluar melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adha para gadis, perempuan haidh dan perempuan yang sedang dipingit. Adapun mereka yang sedang haidh tidak ikut shalat, namun turut menyaksikan kebaikan dan menyambut undangan kaum muslimin. Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab.” Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya yang mempunyai jilbab memperlihatkan kontribusi untuknya.”
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini memperlihatkan disunnahkannya perempuan untuk keluar menghadiri shalat ‘ied, baik yang gadis atau pun perempuan yang sedang dipingit.
8. Mengucapkan selamat hari raya
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, “Dahulu para sahabat Nabi shalallahu’alaihi wasallam mengucapkan ‘Taqabbalallahu minna wa minkum’ ketika saling bertemu di hari Idul Fitri.” Al-Hafidz (Ibnu Hajar) berkata wacana riwayat ini, “Sanadnya hasan.”
Ucapan selamat di hari raya bergotong-royong tidak ada hukum ketat di dalam syari’at islam, ucapan apa pun yang disampaikan selama maknanya tidak keliru asalnya sanggup dipakai.
Demikian 8 Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri, beberapa sunnah yang lainnya mungkin masih ada namun belum saya sertakan. Semoga bermanfaat
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami supaya mengajak serta keluar melaksanakan shalat Idul Fithri dan Idul Adha para gadis, perempuan haidh dan perempuan yang sedang dipingit. Adapun mereka yang sedang haidh tidak ikut shalat, namun turut menyaksikan kebaikan dan menyambut undangan kaum muslimin. Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak mempunyai jilbab.” Beliau menjawab: “Hendaknya saudaranya yang mempunyai jilbab memperlihatkan kontribusi untuknya.”
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits ini memperlihatkan disunnahkannya perempuan untuk keluar menghadiri shalat ‘ied, baik yang gadis atau pun perempuan yang sedang dipingit.
8. Mengucapkan selamat hari raya
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, “Dahulu para sahabat Nabi shalallahu’alaihi wasallam mengucapkan ‘Taqabbalallahu minna wa minkum’ ketika saling bertemu di hari Idul Fitri.” Al-Hafidz (Ibnu Hajar) berkata wacana riwayat ini, “Sanadnya hasan.”
Ucapan selamat di hari raya bergotong-royong tidak ada hukum ketat di dalam syari’at islam, ucapan apa pun yang disampaikan selama maknanya tidak keliru asalnya sanggup dipakai.
Demikian 8 Amalan Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Idul Fitri, beberapa sunnah yang lainnya mungkin masih ada namun belum saya sertakan. Semoga bermanfaat
