10 Cara Menulis Artikel Seo Friendly Dengan Baik

Menurut - Hay guys!!! kembali lagi bersama saya : ) Mari Sebelum menulis artikel secara lancar dan teratur, tapi tidak banyak yang tahu cara menulis artikel SEO friendly. terlebih dahulu kita berdoa berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing :)

Tujuan artikel seo bertujuan untuk memvariasikan permainan keyword yang di gunakan oleh sebuah website.
Update algoritma Google yang terbaru, artikel website yang berkualitas tidak hanya anggun untuk mesin pencari, tapi juga untuk pembaca (human). Banyak tips-tips perihal cara menulis artikel yang SEO friendly di internet, tapi tidak semuanya sanggup diaplikasikan dan ada beberapa bahkan yang sudah outdated dengan perkembangan algoritma mesin pencari terkini, utamanya Google.

Untuk itu saya akam menunjukkan masukan artikel cara terampuh menulis artikel SEO friendly yang kemungkinan besar belum Anda tahu! inilah 10 pola menulis artikel yang kita wajib kita perhatikan sebagai berikut :


1. Utamakan User Experience (pengalaman pengguna)


sebelum masuk bahan masukkan sebagai poin pertama alasannya saya anggap sebagai elemen paling penting dalam menulis artikel SEO friendly. Dan nantinya, poin-poin lain yang ada ditulisan ini juga banyak berbuhungan dengan user experience atau biasa disebut UX.

Kenapa user experience ?  Karena sangat susah dimanipulasi. Tidak ibarat backlink dan konten, user experience sangat susah dimanipulasi alasannya diluar kontrol kita sebagai pemilik web. Jadi, tidak heran bila inilah salah satu faktor penting yang dipakai Google untuk meminimalisir manipulasi ranking di search engine mereka.

Maksud dari user experience di sini yaitu acara dan respon user dikala mereka menjelajahi blog kita. Mulai dari berapa usang mereka membaca, respon terhadap artikel yang dibaca, berapa halaman yang mereka buka, bagian-bagian web mana yang mereka klik, dan sebagainya.Meski soal ini masih menjadi perdebatan, tapi banyak yang beropini bahwa Google sanggup melacak hampir seluruh acara browsing kita, meski tanpa menggunakan properti mereka ibarat Google analytic, Google toolbar ataupun Google chrome.

Temuan dari seorang member Blackhatword berjulukan John Limbocker yang diulas disini sedikit membuka mata saya soal bagaimana Google menggunakan user experience sebagai salah satu faktor perankingan situs.
Makara se-expert apapun teknik penulisan artikel SEO Anda, bila tidak memperhatikan user experience maka kemungkinan besar akhirnya tidak akan maksimal. Apa saja yang masuk ke dalam kategori user experience ? Banyak. Konten yang berkualitas yaitu salah satunya.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi user experience contohnya :

1. Desain Website / Blog yang profesional
2. Navigasi yang mudah
3. Ukuran dan jenis font yang gampang dibaca
4. Meminimalisir kesalahan ejaan (typo)
5. Interaksi yang baik (komentar, diskusi, share, dsb)
6. Kecepatan loading
7. Responsive design dsb.

Inti dari UX adalah, menyajikan konten dan website yang berkualitas dengan menempatkan pembaca sebagai sasaran utamanya. hart user experience

2. Gunakan Keyword di Judul Artikel


Ini wajib dilakukan bila Anda ingin lebih gampang bersaing di SERP. Karena judul (title) merupakan elemen pertama yang di crawl Google untuk memilih topik suatu artikel. Tidak memberi keyword utama di title sama saja dengan menyuruh Google untuk menebak-nebak tema postingan Anda. Peletakan keyword yang paling baik pada title yaitu yang diawal kata. Makin ke kiri (ke awal kata) makin baik. Tapi hal ini bukan suatu keharusan alasannya menyesuaikan juga dengan keseluruhan title semoga tetap yummy dibaca dan mengundang klik. Jangan hingga hanya alasannya ingin lebih SEO-friendly, judul artikel Anda malah jadi absurd dan susah dibaca.

3. Gunakan Judul yang Mengundang Klik


Seperti pola perkara diatas, kadang ada yang kesulitan dalam menciptakan judul artikel alasannya bila dibentuk sesuai keyword yang dibidik, akan tampak canggung dan kaku dikala dibaca. Namun bila dibentuk menjadi judul yang luwes dan mengundang klik, justru keywordnya yang tidak sanggup masuk.

Untuk problem diatas, saya ada solusi. Bagi Anda pengguna wordpress, gunakan plugin All in One SEO pack atau sejenisnya yang berfungsi untuk me-rewrite judul artikel. Jadi, Anda punya 2 judul untuk 1 postingan. 1 judul untuk pembaca (user), 1 judul untuk search engine.

Title AIO SEO Pack untuk Search Engine vs Title Artikel untuk pengunjung

Untuk jumlah karakter dalam judul yang dibentuk untuk search engine usahakan tidak melebihi 60 huruf, semoga tidak terpotong di halaman pencarian. Update terbaru, Google membatasi Title tag di SERP menjadi 600px, untuk jumlah karakter tergantung penggunaan karakter besar dan kecil, spasi, tanda baca dsb. Usahakan juga judul untuk search engine ini tetap yummy dibaca alasannya nantinya pengunjung dari search engine niscaya membaca judul dan deskripsi goresan pena Anda (snippet) di search engine sebelum masuk ke blog. Jika judul Anda kaku dan tidak yummy dibaca maka akan mengurangi CTR di SERP dan Google jadi berfikir, “ini blog di page one tapi kok jarang yang ngeklik, ini niscaya tulisannya tidak berkualitas”. Apakah Anda pernah berfikir hingga kesitu ??

Contoh mudahnya yaitu blog-blog AGC (auto generated content).

Kenapa mereka jarang menguasai SERP, apalagi untuk keyword-keyword potensial ? Menurut saya salah satunya dikarenakan judul dan deskripsi di snippet mereka rata-rata berantakan dan tidak mengundang klik.
AGC biasanya menang di keyword-keyword long tail yang panjang dan keyword-keyword typo (salah tulis) yang jarang dan hampir tidak ada kompetitornya. Untuk judul yang dibaca user Anda sanggup berkreasi sesuka hati. Usahakan yang catchy dan tetap menarik klik.

4. Tulis Artikel Panjang, dan Menarik


Banyak yang beropini semakin panjang artikel maka semakin baik pula peringkatnya di search engine.
Pendapat ini sanggup benar, sanggup juga salah. Lagi-lagi balik ke poin pertama, tergantung dari user experiencenya.
Kalau Anda sanggup menulis artikel yang panjang dengan tetap mengutamakan user experience maka tentu saja itu lebih bagus. Namun bila Anda bersikeras menulis artikel panjang hanya untuk memenuhi sasaran SEO (dengan isi artikel berantakan dan muter-muter) saya rasa cara Anda tersebut tidak akan efektif.

Apa yang saya maksud dengan artikel panjang dan Menarik ?

Maksud saya yaitu artikel yang tidak hanya panjang (banyak) jumlah kata-katanya, tetapi juga membahas topik secara mendalam (lengkap dan menyeluruh), dan pembacanya pun semoga tidak bosan bila kita menciptakan konten yang menarik Dalam bahasa inggris sering disebut dengan istilah in-depth content. Analisa Backlinko.com terhadap 1 juta pencarian di Google baru-baru ini mendapati bersama-sama rata-rata panjang artikel di halaman 1 SERP yaitu 1.999 kata. average jumlah kata halaman 1 serp

note : Jangan menambahkan kalimat atau topik yang tidak perlu hanya untuk tujuan mengejar jumlah kata. Malah, sebisa mungkin gunakan kalimat yang simpel dan tidak bertele-tele, semoga topik yang anda bahas sanggup lebih luas dan lengkap.


5. Gunakan Internal Linking ( Internal linking yaitu link antar halaman dalam satu blog/website) 


Berapa jumlah ideal internal link per post nya ?

Lagi-lagi tidak ada ukuran niscaya alasannya ini juga berafiliasi dengan user experience. Jika Anda merasa 10 internal link per post tidak akan menyakiti mata pembaca Anda maka silahkan saja. Jika ada yang bilang internal link dihentikan melebihi 3-5 link per post maka abaikan saja, niscaya yang ngasih saran kurang update ilmu SEOnya. Lihat Wikipedia sebagi contohnya, berapa interlink mereka per halamannya ? Banyak.

Apakah mereka di penalty Google ? No.

Selain anggun untuk user experience, internal linking juga akan memperkuat antara halaman yang satu dengan yang lain dari sisi SEO. Dengan internal link, bila salah satu halaman mendapat sebuah backlink, maka 85% power dari backlink tersebut akan mengalir dan terbagi-bagi ke halaman lain yang mendapat link dari halaman tersebut (biasa disebut dengan linkjuice).

6. External Linking ke Authority Site yang Relevan


Banyak yang salah kaprah soal ini. Karena takut peringkat webnya jatuh bila memberi link keluar maka banyak yang menggunakan link nofollow dikala melaksanakan external linking. Pendapat saya, selama external link Anda ke web-web authority yang relevan dengan topik tulisan, maka memberi dofollow link tidak akan memberi imbas jelek ke web Anda. Malah sebaliknya, Google akan melihat web Anda sebagai web yang anggun alasannya selalu mereferensikan web-web yang sudah di percaya. External link ke web-web yang berkaitan dengan topik bahasan juga membantu pembaca untuk mendapat sumber-sumber tumpuan lain yang akurat.

Tips : Ketika melaksanakan external link, gunakan attribut dofollow untuk web-web authority yang relevan dengan topik tulisan, dan gunakan attribut nofollow untuk web-web affiliate (jika Anda merekomendasikan produk/jasa).
Internal linking yaitu link antar halaman dalam satu blog/website.




7. Jangan Mengkhawatirkan Keyword Density


Keyword density yaitu intensitas tampilnya keyword dalam satu halaman artikel. Berapa keyword density yang ideal untuk artikel yang SEO friendly ? Jika dulu dijaman sebelum Google Panda banyak yang menyarankan di sekitar 3% – 5%, untuk algoritma kini ini sebaiknya Anda tidak perlu terlalu memusingkan soal itu. Keyword density mungkin penting, tapi algoritma terbaru Google sudah cukup arif untuk mendeteksi kualitas dari sebuah artikel. Anda malah harus berhati-hati bila persentase keyword density terlalu banyak, alasannya sanggup berefek jelek (keyword stuffing).

contoh keyword stuffing : Lebih fokus ke user experience dan keyword density, maka LSI serta sinonim biasanya akan menyesuaikan dengan sendirinya. Logikanya, bila artikel Anda anggun dan berkualitas, serta membahas topik secara mendalam maka keyword-keyword yang ingin Anda meningkatkan secara optimal akan masuk dengan sendirinya melalui tulisan-tulisan Anda. Bukan begitu ??

 8. Masukkan Latent Semantic Indexing (LSI) Keywords


Meski tidak sama persis pengertiannya, LSI sanggup di bilang hampir sama dengan sinonim atau related keywords (kata-kata / istilah yang masih berafiliasi dengan keyword utama). Simak disini untuk penjelasannya. Misal, Anda sedang menulis tips perihal cara menulis artikel yang SEO friendly (seperti goresan pena saya ini :D), maka Anda sanggup menambahkan istilah-istilah ibarat blog, backlink, theme, plugin, template, Google, search engine, tutorial dan istilah-istilah lain yang relevan, tentunya dengan tetap mengutamakan goresan pena yang berkualitas dan yummy dibaca.

Contoh lagi bila Anda menembak keyword “baju muslim”, maka lebih anggun bila Anda sanggup mengikutsertakan kata-kata ibarat busana muslim, baju gamis, abaya atau hijab kedalam goresan pena Anda. Anda juga sanggup menambahkan istilah-istilah yang berafiliasi ibarat toko online, belanja, fashion, islam dan sebagainya.

LSI keyword di google related search Untuk mencari keyword-keyword LSI Anda sanggup menggunakan Google Suggestion/Autocomplete, Google Related Search atau plugin (untuk wordpress) yang memang memiliki fitur ini, ibarat SEOpressor misalnya.

9. Kurangi Penggunaan Bold, Italic, Underline


Mungkin Ini juga salah satu teknik jadul yang kadang disalahgunakan. Menggunakan tanda bold (garis tebal), italic (garis miring) dan underline (garis bawah) fungsinya untuk membantu search engine mengenali kata-kata yang penting di artikel kita.  dalam prakteknya, banyak yang menggunakannya secara berlebihan dan mengaplikasikannya hanya pada keyword-keyword yang di bidik saja.

Mungkin itu sanggup sedikit membantu dari segi penguatan keyword, tapi dari segi user experience, sangat buruk. Tulisan dengan penggunaan Bold, Italic dan Underline yang berlebihan sanggup menciptakan pembaca sakit mata dan cepat-cepat menutup halaman web alasannya goresan pena yang dibaca kelihatan tidak profesional.

Gunakan Bold, Italic dan Underline sewajarnya saja.

Kalaupun untuk memperkuat keyword, gunakan bold sekali saja. Untuk italic biasanya dipakai pada istilah-istilah asing, sedangkan underline untuk istilah atau catatan yang penting. Anda sanggup mengimprovisasi penggunakan fitur ini dengan tetap memperhatikan segi user experience.

10. Gunakan Elemen h1, h2 & h3


Elemen heading h1, h2 & h3 dipakai untuk memilih elemen-elemen terpenting pada suatu halaman website.Di theme-theme default wordpress atau template default blogspot elemen h1 biasanya dipakai untuk Judul website (homepage), H2 untuk judul postingan dan h3 untuk elemen-elemen website yang lain ibarat related post dan widget di sidebar.

Struktur theme default dengan h1 dihomepage lebih cocok untuk website-website niche khusus (microniche) alasannya keyword utama memang berada di homepage. Namun theme jenis ini kurang disukai alasannya tidak dinamis ibarat theme-theme premium yang banyak dijual dipasaran.

Theme dinamis dengan struktur SEO friendly biasanya memiliki struktur heading yg sama dengan theme-theme default dikala dihomepage, namun berubah dikala di halaman postingan, dengan menempatkan judul postingannya sebagai h1 (bukan judul homepage). Ketika Anda menulis artikel untuk keperluan SEO, pastikan h1 Anda yaitu judul postingan. Untuk h2, Anda sanggup menggunakannya di sub title postingan.
Seperti yang saya lakukan di goresan pena ini, ke 15 poin yang ada dalam cara menulis artikel seo ini saya tulis dengan menggunakan h2.

note: Penggunaan h2, h3 dst sanggup lebih dari 1x dalam satu halaman website (pages). Tapi penggunaan h1 sebaiknya hanya 1x saja alasannya h1 yaitu topik utama suatu halaman. semoga bermanfaat dan berkhasiat untuk terutama buat saya sendiri dan buat para blogger dll :)

Sumber https://www.comontechz.com/